Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pansos Lepas Keperawanan Sebelum Nikah, Begini Kata Psikolog

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Sabtu, 23 November 2019 |03:00 WIB
Pansos Lepas Keperawanan Sebelum Nikah, Begini Kata Psikolog
Ilustrasi (Foto : Yourtango)
A
A
A

Banyak kasus pansos yang beredar di media sosial menyangkut masalah lepas keperawanan yang berakhir sedih. Ya, kebanyakan dari korban ditinggalkan begitu saja tanpa ada status jelas dalam hubungan mereka.

Menyikapi kasus pansos seperti ini, netizen terpecah menjadi dua kelompok. Ada yang menyalahkan si perempuan yang mau saja diperawani dengan pria yang bukan suaminya, lainnya tentu menyalahkan si pria yang tak bertanggung jawab.

Masalah ini menjadi catatan kita bersama di zaman seperti ini. Ya, tidak bisa juga kita menutup mata akan masalah ini. Sudah semakin banyak perempuan yang mau melepaskan keperawanannya sebelum menikah.

Risiko terburuk pun akhirnya lebih banyak diabaikan. Pada akhirnya, kesedihan dan penyesalan yang bakal dirasakan bagi mereka yang tak bisa menerima kenyataan atau tidak bisa berdamai dengan keadaan sebenarnya.

Lantas, bagaimana psikolog melihat kasus ini? Apakah memang perempuan yang pansos dengan melepas keperawanan sebelum menikah sudah cukup matang memikirkan dampak setelahnya? Atau ini memang tren yang sedang berkembang di tengah masyarakat?

seks

Menjawab permasalahan ini, Psikolog Meity Arianty menjelaskan, membahas masalah seperti ini adalah sesuatu yang tabu di Indonesia. Seks masih dianggap sesuatu yang kotor dan tak bisa sembarang orang dan tempat membicarakannya.

Padahal, menurut psikolog yang kerap disapa Mei itu membahas seks juga bisa memberi pelajaran dan pengetahuan. Namun, tergantung dari kacamata apa Anda melihatnya.

Mei menerangkan, setahun belakangan ini dirinya banyak menangani kasus seks sebelum menikah yang dilakukan remaja atau mahasiswa. Alasannya beragam dan karena itu mengatasi setiap masalahnya sangat subjektif dan tentunya harus holistik.

Mei sadar, ketika membahas seks, ranah agama akan ikut campur. Tapi, sebagai psikolog profesional dengan ilmu yang dimiliki, tentu saat ada klien yang datang kepadanya, penanganan secara psikologi yang akan diberikan.

"Makanya, saat si klien datang ke aku, aku sebisa mungkin akan membantu mengatasi masalah dari bidang keilmuan aku. Masalah mental menjadi salah satu fokus penanganannya," terang Mei pada Okezone, Jumat (22/11/2019).

Jadi, yang dilakukan pada mereka yang akhirnya melakukan pansos dengan seks sebelum menikah itu adalah masalah, Mei akan menyadarkan mereka dari sisi di luar agama, karena ada ranah lain yang bisa juga membantu menenangkan klien.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement