CUACA ekstrem di Indonesia beberapa hari belakangan ini sangat terik dan membuat orang-orang malas untuk beraktivitas di luar. Namun berbeda dengan netizen ini, justru dia memanfaatkan hal baru dengan menguji cuaca ekstrem dengan menggoreng telur di wajan dengan sinar matahari.
Unggahan videonya itu direkam salah satu netizen yang bernama @irvan_ml di Twitter. Dia Mencoba hal tersebut dan berharap agar telur yang dimasaknya matang karena bantuan cuaca ekstrem seperti dari suhu panas sinar matahari.
Seharian ini cuaca memang panas, lantas hal tersebut memunculkan ide dari warga Jln Palagan Tentara Pelajar Sleman untuk menggoreng telur di bawah terik sinar Matahari
— Merapi News (@merapi_news) October 21, 2019
🎥: Irvan_ml pic.twitter.com/ITFDhqyl0Q
Dalam video berdurasi 31 detik itu, netizen ini memanaskan wajan datar di ubin. Diketahui, kala itu suhu panas siang hari mencapai 37 derajat Celcius. Kemudian dia memecahkan sebutir telur dan kemudian dimasak.
"Seharian ini cuaca memang panas, lantas hal tersebut memunculkan ide dari warga Jln Palagan Tentara Pelajar Sleman untuk menggoreng telur di bawah terik sinar matahari," tertulis pada caption unggahan ini. Klik halaman selanjutnya untuk informasi cuaca ekstrem yang lebih lengkap.
Ternyata yang dilakukannya gagal dan tidak membuahkan hasil sehingga telur itu pun masih saja terlihat mentah. Ia mengunggah dengan caption “Rupanya hari ini belum cukup panas untuk menggoreng Telur, malah cuma Ambyar” video yang diunggah itu berdurasi 8 detik dan berlokasi di Sleman, Jawa Tengah.
Hal yang dilakukan pun banyak mengundang komentar orang-orang yang menonton video yang diunggah oleh akun @Merapi_News.
@vnessahp : " Bisa mateng kok pie, 😂 puanasseee"
@dkiks_: "Gila memang tadi panas banget sih. Udah pake helm tapi panasnya kek tetep nembus, nusuk ke kulit sama dalam kek ke bakar gitu,"
Dalam hal ini, BMKG mencatat bahwa suhu udara maksimum di Indonesia dapat mencapai 37 derajat Celsius sejak tanggal 19 Oktober 2019. Kemudian stasiun-stasiun meteorologi yang berada di pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara maksimum terukur berkisar antara 35-36,5 derajat celsius pada periode 19-20 Oktober 2019.
Berdasarkan persebaran suhu suhu panas yang dominan berada pada bagian selatan khatulistiwa, hal ini erat kaitannya dengan gerak semu matahari. Pada September, matahari berada disekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga bulan Desember.
Sehingga dalam bulan oktober ini posisi semu matahri berada di seikitar wilayah Indonesia bagian selatan yang mencakup Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagainya.
Dalam cuitan @InfoHumasBMKG di twitter, kondisi ini akan menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari.
Selain itu dalam pantauan BMKG untuk dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari.
(Dinno Baskoro)