Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kelola Obat dengan Baik, Terapkan Sistem DAGUSIBU

Leonardus Selwyn Kangsaputra , Jurnalis-Rabu, 16 Oktober 2019 |14:00 WIB
Kelola Obat dengan Baik, Terapkan Sistem DAGUSIBU
Ilustrasi (Foto : Amazonaws)
A
A
A

Kehidupan manusia tidak lepas dari obat-obatan. Saat ini terdapat banyak obat yang beredar di pasaran sehingga masyarakat harus pandai-pandai untuk mendapatkan obat dengan baik dan benar. Salah satu caranya adalah dengan menerapakan perinsip DAGUSIBU.

Sebenarnya sosialisasi DAGUSIBU sudah cukup lama diterapkan dalam dunia kefarmasian. DAGUSIBU sendiri menyangkut empat elemen penting yakni Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Nurul Falah Eddy Pariang. Dalam kesempatan itu Nurul menyarankan masyarakat untuk mendapatkan obat secara benar dan membelinya di tempat yang legal.

Beli Obat di apotik

Salah satu cara untuk mendapatkan obat yang benar dengan membelinya langsung di apotik.

“Da pertama yakni mendapatkan obat dengan benar di tempat yang legal terutama apotik. Gu kedua adalah menggunakan obat sesuai dengan indikasi medis yang yang telah ditetapkan oleh dokter dan penggunanya. Hal ini harus dikonsultasikan kepada apoteker sehingga cara dan aturan memakainya benar,” terang Nurul, dalam acara Kolaborasi Merck dan IAI, Selasa (15/10/2019).

Si ketiga dalam DAGUSIBU adalah menyimpan obat dengan suhu yang telah dipersyaratkan. Contohnya jika obat disarankan di bawah 20 derajat celcius berarti diletakkan di dalam kulkas dan bukan di frezzernya. Dan yang tak kalah pentingnya adalah Bu yakni dilarang membuang sisa obat dengan sembarangan.

buang obat

“Membuang obat tidak bisa sembarangan. Pernah ada kejadian seorang anak kecil menemukan obat yang dibuang, disangka permen dan ternyata pas dimakan itu adalah obat darah tinggi. Selain itu obat juga berpotensi ditemukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Nurul mengatakan apabila seseorang pergi ke apotik untuk membeli obat dan tidak ketemu apotekernya, maka lebih baik pindah menuju apotik yang terdapat apoteker di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk menjalin komunikasi yang baik kepada para pembelinya.

Beli Obat

“Saat ini sudah diterapkan jam praktek apoteker. Kalau pada saat jam tersebut apotekernya tida ada berarti mereka telah melanggar kode etik dan organisasi bisa memberikan sanksi etik kepada apoteker yang semacam itu,” tuntasnya.

(Helmi Ade Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement