Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kabut Asap Makin Berbahaya, Dokter Khawatirkan Masyarakat Alami Hipoksia

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Senin, 16 September 2019 |09:27 WIB
Kabut Asap Makin Berbahaya, Dokter Khawatirkan Masyarakat Alami Hipoksia
Kabut asap bisa picu hipoksia (Foto: Neumonc3)
A
A
A

Selain kondisi itu, menurut dr Ari berdasar hasil penelitiannya yang dilakukan 4 tahun lalu dengan judul "Relation between exposure of rainforest fire smoke and clinical complaints during Indonesia rainforest fire in September-October 2015", semakin lama terpapar asap, seseorang akan menyebabkan iritasi pada mata, batuk, sesak nafas, pilek, dan sakit tenggorokan. Kondisi akan semakin parah jika masyarakat hanya mengandalkan tisu sebagai alat pelindung diri, bukan masker.

Dalam menilai masalah ini, berapa persen penurunan kadar oksigen yang terjadi akibat asap yang menutupi Pekanbaru dan kota-kota lain di Indonesia menjadi poin penting yang harus diketahui. Hal ini harus dijawab terlebih dahulu sehingga bisa memprediksi terjadinya hipoksia pada masyarakat akibat dari turunya kadar oksigen dari udara tersebut.

Ilustrasi kondisi kebakaran hutan

"Komponen asap akibat kebakaran hutan juga harus dianalisa, sehingga dapat diprediksi dampaknya buat kesehatan," terangnya.

Akhirnya memang perlu penelitian lebih lanjut mengenai kandungan asap yang ada dan dampak penurunan kadar oksigen sehingga dampak pada masyarakat dapat diprediksi dan diantisipasi.

"Untuk sementara, masyarakat dianjurkan untuk tidak menghirup asap dengan proteksi semampunya dan mencegah untuk tidak berada di luar rumah saat jumlah asap masih tinggi," tambah dr Ari.

(Dinno Baskoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement