Di dunia yang serba digital ini, banyak anak muda yang tak bisa jauh dari ponsel. Mereka selalu ketagihan untuk melihat ponselnya, mengecek ponsel bahkan saat tak ada yang penting. Perasaan ini harus dicek apakah terkena penyakit nomophobia.

Tahukah Anda? Rupanya penyakit Nomophobia (No Mobile Phone Phobia) banyak menjangkiti generasi ini.
Yakni gangguan digital kontemporer dan masyarakat virtual berupa fobia (ketakutan) spesifik dimana dijumpai rasa galau, tak nyaman, kesedihan mendalam, kepanikan, kekhawatiran, atau kecemasan yang disebabkan ketiadaan ponsel cerdas, telepon seluler, komputer personal, juga aplikasi atau peralatan komunikasi-teknologi virtual lainnya pada individu yang terbiasa menggunakannya.
Dengan kata lain, Nomophobia merupakan rasa takut yang bersifat psikologis saat kehilangan kontak (termasuk ketiadaan) ponsel atau sulit sinyal. Singkatnya, ketakutan patologis saat jauh (tersisih) dari teknologi.
Terminologi Nomophobia kali pertama dikemukakan tahun 2010 oleh kantor pos Inggris yang menugaskan YouGov, suatu organisasi riset di Inggris, untuk mensurvei 2.163 orang guna keperluan melihat tingkat kecemasan akibat penggunaan ponsel cerdas.
Penelitian ini berhasil menemukan sekitar 53 persen dari para pengguna telepon genggam di Inggris cenderung merasa cemas saat mereka kehilangan HP, kehabisan baterai, atau ketiadaan sinyal.
Lalu apa saja gejala Nomophobia?