Merasakan trauma yang teramat dalam, Mawar kini masih mencoba berdamai dengan dirinya sendiri. Ia masih belum bisa lepas dari ingatan-ingatan kelam yang terus menghantui hidupnya.
Selain meminta bantuan profesional, Mawar mulai mencoba membuka diri dengan orang-orang di sekitarnya. Walaupun kedua orangtuanya belum mengetahui mimpi buruk yang telah ia alami.
"Aku sudah enggak mau menyentuh aplikasi itu lagi. Sekarang sedang mencoba berinteraksi dengan teman-teman dekat. Aku ke psikiater juga karena pertengahan tahun lalu, aku sempat melakukan percobaan bunuh diri," jelas Mawar.

Sebelum menutup cerita, Mawar sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh wanita di luar sana, terutama bagi yang hingga saat ini masih keranjingan bermain aplikasi dating online.
"Kuncinya satu, jangan baper. Cowok memang ada yang baik, tapi kebanyakan cuman ngincer temen tidur aja. Jangan langsung percaya dan baper kalau teman online kamu baik banget. Itu pasti ada tujuannya," tegas Mawar.
"Anggaplah Tinder sebagai sebuah bantuan mencari jodoh, tapi jangan terlalu tenggelam di dalam rayuan. Karena kalau sudah baper pasti akan susah lepas dan melupakan," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)