DEMO 22 Mei 2019 mengenai hasil pemilihan umum (pemilu) memang telah berakhir. Meski demikian, polisi masih berjaga-jaga di sekitar lokasi untuk mengantisipasi adanya demo susulan yang bisa pecah kapan saja.
Ternyata di balik demo 22 Mei yang terjadi beberapa waktu lalu di kawasan Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat terdapat sebuah kisah pilu yang menyentuh hati. Ia adalah Pak Usma, kakek berusia 64 tahun ini menjadi korban kebrutalan para pendemo yang bertindak anarkis.
Sehari-harinya, pria paruh baya ini mengais rezeki di Ibu Kota dengan cara berjualan. Rokok dan minuman, menjadi barang andalan yang dimiliki oleh Pak Usma. Keinginannya pun sederhana, yakni ingin berdagang dengan aman di Jakarta.
Namun, kisruh penolakan hasil rekapitulasi presiden dan wakil presiden yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), telah mengubah hidup Pak Usma dengan cepat. Seluruh barang dagangan yang dimilikinya ludes di jarah oleh para pendemo.
Namun, Pak Usma tampaknya harus sedikit bernapas lega. Pasalnya Presiden Joko Widodo telah mengundangnya untuk datang ke Istana Negara untuk menceritakan keluh kesah seputar usahanya yang mendadak pailit karena aksi demo 22 Mei 2019.