Tujuan diperingatinya Hari Buku Sedunia untuk mengenali ruang lingkup buku yang dipandang sebagai penghubung antara masa lalu dan masa depan, dan jembatan antara budaya dan generasi.
Pada hari ini, UNESCO dan organisasi yang mewakili penerbit, penjual buku, dan perpustakaan memilih Pusat Buku Dunia untuk tahun 2019, yaitu di Sharjah, UEA. Selanjutnya di tahun 2020, Kuala Lumpur, Malaysia dipilih sebagai Pusat Buku Dunia.
Melalui hari ini, UNESCO bertujuan untuk merayakan kreativitas, keragaman dan akses yang mudah untuk medapatkan pengetahuan. Hari ini telah menjadi platform bagi orang-orang di seluruh dunia dan terutama para pemangku kepentingan industri buku seperti penulis, penerbit, guru, pustakawan, lembaga publik dan swasta, LSM kemanusiaan dan media massa untuk bersama-sama mempromosikan dan membantu semua orang untuk memiliki akses yang mudah ke sumber pendidikan ini.
Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO merangkum tema Hari Buku Sedunia tahun 2019 melalui kata-kata ini; “Buku adalah bentuk ekspresi budaya yang hidup dari bahasa yang sudah dipilih. Setiap publikasi dibuat dalam bahasa yang berbeda dan ditujukan untuk pembaca yang sesuai dengan bahasanya tersebut. Dengan demikian, sebuah buku ditulis, diproduksi, dipertukarkan, digunakan, dan dihargai dalam latar bahasa dan budaya tertentu. Tahun ini kami menyoroti dimensi penting ini karena 2019 ditandai sebagai Tahun Internasional Bahasa Pribumi, untuk menegaskan kembali komitmen masyarakat internasional dalam mendukung masyarakat adat untuk melestarikan budaya, pengetahuan dan hak-hak mereka."
(Helmi Ade Saputra)