BELAJAR tentang robotik tidak selalu menyulitkan. Pada orang-orang tertentu membuat program dan merakit bagian robot bisa menjadi kegiatan menyenangkan. Hal inilah yang dirasakan oleh seorang anak bernama Serlina.
Sehari-harinya siswi kelas XI SMK itu belajar tentang dunia farmasi. Beruntung ia mendapatkan kesempatan untuk merakit robot dalam sebuah workshop di World Robotic Explorer baru-baru ini. Seusai menjalani workshop, raut wajah bahagianya tidak bisa disembunyikan.
"Seru banget tadi pas workshop saya ngerakit robot yang digerakinnya pakai aplikasi. Terus robotnya dirakit jadi kaya mobil-mobilan," ujar Serlina kepada Okezone.
Baca Juga: Hoax Video Habib Rizieq Joget Bareng Penari Perut, Ini 6 Belly Dancer Top Dunia

Dia mengaku memiliki ketertarikan dengan robotik, dan memang ingin mempelajarinya lebih lanjut. Oleh karenanya, jika memang ada pelajaran robotik di sekolahan, dia pasti akan ikut.
"Pelajaran ini penting banget buat anak-anak Indonesia agar bisa menambah pengetahuan dan menciptakan robot sendiri. Contohnya seperti saya yang dari jurusan farmasi, dari yang tadinya enggak tahu tentang rakit-rakit robot jadi tahu bagaimana caranya," jelas Serlina.
Salah seorang edukator robotik, Erwin, menjelaskan kegiatan workshop yang diikuti oleh Serlina dan teman-temannya lebih kepada penyampaian informasi mengenai robot.
"Sebenarnya robot itu cuma salah satu bagian dari barang inovasi. Jadi kami mengajarkan mereka robot terbentuk dari mekatronik, elektronik, dan konstruksi mekanik. Kamis jelaskan bagaimana cara robot mengenal sensor, pemrograman," ungkapnya saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Dugem dengan Kekasih Vanessa Angel, Pose Nomor 5 Anya Geraldine Bikin Pria Lemas!

Anak-anak yang mengikuti workshop diajarkan dasar pemrograman, mulai dari bahasa scratch hingga bahasa C. Selain itu, software yang digunakan untuk pemrograman adalah Makeblock sehingga lebih mempermudah anak-anak untuk mempelajarinya. Robot yang dirakit pun tidak terlalu sulit, meskipun Serlina dan teman-temannya mengaku cukup kesulitan ketika memasangkan baut.
"Mereka tadi merakit robot basic untuk belajar ultrasonic sensor, line following, sensor cahaya. Jadi dari situ bisa diubah menjadi robot smart home kalau terus dikembangkan," pungkas Erwin.
(Martin Bagya Kertiyasa)