Apa yang Anda pikirkan jika seorang penyandang disabilitas menggerakkan robot? Hal yang luar biasa atau malah mustahil untuk dilakukan?
Maka Anda mesti tahu mengenai fakta ini. Dilansir Okezone dari Daily Mail, sebuah kafe di Jepang mempekerjakan pelayan robot yang dikendalikan dari jarak jauh dari rumah oleh orang-orang dengan cacat fisik yang parah.
Robot tersebu tbernama Android. Robot ini setinggi anak berusia tujuh tahun, mentransmisikan suara dan video melalui internet, memungkinkan operator mereka untuk mengarahkan mereka melalui tablet atau komputer.
Para insinyur di belakang proyek itu mengatakan mereka berharap dapat memberikan pekerjaan kepada orang-orang yang berjuang untuk menggerakkan tubuh mereka - seperti mereka yang memiliki penyakit otot lemah.

Kafe tersebut akan menggunakan robot OriHime-D yang dikendalikan oleh orang-orang cacat dengan kondisi seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS), sejenis penyakit neuron motorik.

Jika percobaan singkat ini berhasil, itu bisa menelurkan sebuah kafe permanen menjelang Olimpiade 2020 di Tokyo.
"Setiap orang harus memiliki kebebasan untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai," kata Masatane Muto, seorang pasien ALS dan salah satu penyelenggara proyek. "Saya ingin mengirimkan pesan menuju tahun 2020 kalau Anda dapat menunjukkan keramahan bahkan jika Anda memiliki cacat," tambahnya.

Robot OriHime-D memiliki tinggi 1,2 kaki atau sekitar 36,6 cm dengan berat sekitar 44 pound (20 kg). Masing-masing memiliki kamera di kepalanya dengan mikrofon yang mengirimkan umpan audio dan video langsung ke laptop atau komputer. Kafe di distrik Akasaka Tokyo dijadwalkan buka hari kerja dari 26 November hingga 7 Desember.

Lebih lanjut, versi lebih kecil dari android yang tingginya hanya 8,5 inci (22cm) sudah disediakan oleh sekitar 70 perusahaan Jepang untuk karyawan yang bekerja dari rumah. Mereka juga telah digunakan dari jarak jauh di ruang kelas oleh siswa yang tidak bisa bersekolah karena sakit atau alasan lain.
"Saya ingin menciptakan dunia di mana orang yang tidak bisa menggerakkan tubuh mereka dapat bekerja juga," kata Kentaro Yoshifuji, CEO Ory Lab, pengembang robot.

Yoshifuji menderita penyakit yang disebabkan oleh stres sebagai seorang anak yang membuatnya terisolasi secara sosial. Pengalaman ini mendorongnya untuk belajar robotika di Universitas Waseda Tokyo dengan harapan menghubungkan orang melalui android.
Ory Lab, yang juga berbasis di ibukota Jepang, berencana untuk mendirikan sebuah kafe permanen yang dikelola oleh robot dan meningkatkan adopsi oleh perusahaan lain pada tahun 2020.
(Helmi Ade Saputra)