
Menurut penuturan salah seorang warga asli Lombok, Suherman, bangunan itu tidak dilanjutkan karena pemilik tidak jelas jatuh ke tangan siapa. Jadi, proses kelanjutan bangunannya tidak bisa diteruskan.
"Nggak mungkin sebetulnya si owner nggak punya duit, tapi, karena kepemilikannya tidak jelas jatuh ke tangan siapa, ya, jadinya terbengkalai seperti sekarang," cerita Suherman pada Okezone di dalam bangunan.
Suherman melanjutkan, beberapa alasan juga mengungkapkan kalau bangunan ini tidak dilanjutkan, pembangunanya karena ada "penjaga" vila yang merasa tidak suka dan itu yang membuat vila tersebut kini disebut juga sebagai 'Vila Hantu'.
Bangunan vila hantu ini terdiri dari 3 lantai, di mana bagian bawah adalah bagasi, lalu lantai dua ruang utama, dan ada bagian atas yang kondisinya belum direncanakan. Di sisi kanan bangunan tersedia kolam renang yang sekarang hanya ditumbuhi ilalang liar.