Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pernikahan Kusumo Bimantoro & Maya Lakshita Kental Budaya Jawa, Tradisi Kuno Jadi Kejutan!

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Sabtu, 05 Januari 2019 |12:27 WIB
Pernikahan Kusumo Bimantoro & Maya Lakshita Kental Budaya Jawa, Tradisi Kuno Jadi Kejutan!
Pernikahan Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya kental budaya jawa (Foto:Ig/pasachanel/kadipatenpakualama)
A
A
A

Beksan Wilaya Kusumajana ditarikan oleh 7 orang penari pria. Tari ini mengisahkan tentang perjalanan hidup dari Pangeran Notokusumo putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono I. Pangeran Notokusumo adalah adik dari Sri Sultan Hamengkubowo II yang lahir dari rahim seorang ibu bernama B.R.Ay. Srenggorowati.

3. Beksan Putri Melati

Beksan ini merupakan yasan dalam K.G.P.A.A. Paku Alam X. Beksan ini merepresentasikan keceriaan para putri pada saat menyambut tamu yang berkunjung ke Istana Pakualam. Beksan yang diperagakan oleh delapan penari putri ini merupakan simbol puja-puji kepada Sang Pencipta atas segala kemurahan-Nya.

4. Golek Prabudenta

Beksan yasan dalam K.G.P.A.A. Paku Alam X ditarikan oleh delapan penari putri yang mengekspresikan keceriaan. Beksan yang diiringi gendhing psupadenta ini mengajak para pemirsanya untuk turut bergembira.

5. Beksan Lawung Alit

Beksan ini merupakan bagian dari tradisi Lawung Ageng yang lahir dan berkembang di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan diciptakan oleh Ng.D.I.S.K.S. Hamengku Buwana I. Tidak dapat dipungkiri yang dibawa masuk ke dalam Pura Pakualam oleh S.D.K.G.P.A. Paku Alam I dan S.D.K.G.P.A.A. Paku Alam II yang ditidakdapat dilepaskan dari sejarah kedua tokoh pendiri Dinasti Kadipaten Pakualam itu sebagai Putra dan cucu Ng.D.I.S.K.S. Hamengku Buwana I.

Pada masa awal berdirinya Kadipaten Pakualam, Pangeran Notokusumu (PA II) diberikan beberapa tari tradisi Karaton Ngayogyakarta dalam bentuk yang lebih sederhana atau sering disebut alit. Di antaranya adalah tari Lawung serta tari pusaka yaitu Bedhaya Semang. Peristiwa ini dijelaskan dalam naskah Babad Pakualam dan Langen Wibawa.

Beksan Lawung Alit ditarikan oleh 8 orang penari laki-laki dalam gaya tari madya atau antara gaya tari halus dan gagah. Keempat penarinya menggunakan properti berupa lawung. Beksan Lawung sendiri merupakan gambaran semangat para prajurit yang berlatih perang. Pada awalnya, tarian ini merupakan siasat yang dilakukan Sultan HB I untuk mengalihkan perhatian Belanda terhadap kegiatan kemiliteran di Karaton Ngayogyakarta,

Hal ini dikarenakan kegiatan latihan militer dilarang oleh pemerintah kolonial Belanda, oleh karenanya dengan membuat sebuah latihan kemiliteran yang dibuat dalam bentuk tarian ini, kekuatan militer karaton tetap terjaga walau pun sedang berada di bawah tekanan pemerintah Hindia Belanda.

(Santi Andriani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement