JAMU tradisional masih menjadi pilihan warga untuk menjaga vitalitas tubuh maupun mengobati beragam penyakit. Namun, masyarakat perlu waspada karena ada jamu yang semestinya menggunakan bahan-bahan alami ternyata juga dicampuri zat kimia berbahaya.
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang menemukan jamu-jamu antireumatik yang dinilai membahayakan kesehatan konsumen. Jamu yang mestinya tidak memberikan efek cespleng (mujarab sekali) ternyata dicampur zat kimia agar manfaatnya cepat terasa.
(Baca Juga:Kenali Kebiasaan Buang Air Kecil yang Tak Wajar, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius)
“Mestinya isinya jamu bahan alam bersumber dari tanaman, dan secara kimia dia tidak memberikan efek yang cespleng. Obat tradisional itu memang dikonsumsi dalam jangka lama untuk memberikan hasil yang diharapkan,” terang Kepala Balai BPOM Semarang, Safriansyah, Senin (26/11/2018).

“Tetapi kalau dia ditambah, misalkan tadi jamu reumatik ditambah fenilbutazon kemudian juga ditambah kortikosteroid. Di mana obat-obat tadi oleh dokter pun sangat berhati-hati diberikan tapi ditambahkan di dalam jamu,” tambahnya.
Sekadar diketahui, fenilbutazon digunakan untuk mengobati reumatoid arthritis dan sejenisnya. Obat ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada ibu hamil maupun ibu yang sedang menyusui. Penggunaan fenilbutazon pada manusia telah dilarang di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Inggris karena dapat menyebabkan efek berbahaya seperti menurunkan produksi sel darah putih atau Anemia Aplastik.