Wajar saja masalah stunting pada anak-anak ini sdang disoroti oleh pemerintah dan pihak terkait di dalamnya. Sebab, stunting telah memiliki prevalensi tertinggi, menurut Ilman kondisi stunting saat ini sedang dihadapi oleh Sembilan juta balita di Indonesia.
“Dampaknya bagi anak-anak kronis dan laten. Ketika dewasa nanti bayi yang mengalami stunting kemungkinan besar akan memiliki pendapatan lebih kecil, mudah menjadi obesitas, dan mudah mengidap sakit. Mengapa? Karena ketika ibu hamil kekurangan gizi, sehingga janinnya terlatih untuk menyerap asupan gizi yang sedikit,” imbuhnya.
(Baca Juga:Jangan Tertawa Terlalu Keras, Kematian Akan Menghantui Kamu!)
Ilman pun mengungkap stigma awal stunting pada anak-anak biasanya diidap oleh mereka yang berasal dari keluarga yang berpendapatan perekonomian rendah. Namun, ternyata tidak hanya itu saja, karena keluarga dengan pendapatan cukup tinggi pun anak-anaknya dapat mengidap stunting, karena dampak dari pola pengasuhan yang buruk, terbatas layanan kesehatan selama dan setelah kelahiran, minim akses ke makanan bergizi, dan minim air bersih serta sanitasi.

Tidak hanya Ilman, Muhammad Maulana, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) juga angkat bicara. Dia menunjukkan data ada sekira 68 persen bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat berasal dari pasar tradisional, sehingga keterjangkauan pangan adalah hal yang sangat vital bagi masyarakat Indonesia.