RUMAH Sakit Universitas Indonesia (RSUI) kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Melalui program pengabdian masyarakat di wilayah Baduy, Kabupaten Lebak, Banten yang telah berjalan selama enam kali berturut-turut sejak 2022-2024, kali ini RSUI kembali hadir di Desa Cisadane, Kampung Baduy pada 4 Oktober 2024 dengan tema Gita Tumbuh Ceria (Gerakan Intervensi Terpadu Cegah Stunting, Kecacingan dan Anemia).
Koordinator Lapangan Pengabdian Masyarakat RSUI sekaligus mewakili Direksi RSUI, Ns. Nur Akbar, S.Kep mengatakan Program Gita Tumbuh Ceria merupakan aksi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gizi baik serta respon terhadap banyaknya prevalensi stunting, dan kecacingan pada anak-anak serta mencegah anemia pada wanita masyarakat Baduy.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dari tahun-tahun sebelumnya banyak balita yang memiliki berat badan dan tinggi badan dibawah usianya, di antaranya sudah mengalami stunting.
“Kondisi kurangnya gizi berdampak pada tumbuh kembang serta kualitas hidup masyarakat Baduy, khususnya anak-anak dan remaja wanita yang bakal menjadi calon Ibu. Ketika remaja mengalami anemia, kemudian tumbuh dewasa dan hamil dapat berdampak serius pada janin. Janin yang tidak menerima cukup nutrisi selama 1.000 hari pertama kehidupannya, berisiko tidak berkembang secara optimal. Ini bisa mengarah pada berbagai masalah, termasuk stunting," kata Akbar dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024).
Akbar menambahkan stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang ia konsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak.
"Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan," ucapnya.
Kemudian, Akbar menjelaskan anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin dalam darah rendah. Salah satu penyebab utama anemia adalah kurangnya asupan nutrisi terutama zat besi yang penting untuk produksi sel darah merah.
"Pada remaja, anemia bisa mengganggu proses penyerapan nutrisi penting lainnya, sehingga berpotensi memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka," ujarnya.
Kemudian kecacingan dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berkontribusi pada anemia. Misalnya cacing yang berkembang di usus, dapat menyerap nutrisi dan mengganggu keseimbangan nutrisi yang diperlukan si penderita.