Menurutnya, budaya saprahan Melayu Pontianak, berbeda dengan budaya saprahan pada rumpun Melayu lainnya yang ada di Kalimantan Barat. Untuk itu, digelarnya festival ini juga untuk memberikan pemahaman tentang budaya saprahan Kota Pontianak secara jelas dan benar.
“Sehingga tidak terjadi kekeliruan pemahaman dan peserta festival dapat membedakan budaya saprahan Pontianak dengan rumpun melayu lainnya di Kalbar,” jelasnya.
Dijelaskan Edi, budaya saprahan Melayu Pontianak telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tanggal 23 Agustus 2017 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Ini adalah rangkaian dari langkah-langkah kita dalam upaya menggali, melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya kita, baik di tingkat daerah maupun tingkat nasional,” imbuhnya.
(Baca Juga:Menikmati Pesona Taman Bunga Cesolia di Gunungkidul)