SEJAK masa kanak-kanak biasanya seseorang memiliki imajinasi yang tinggi, hingga membayangkan dirinya bagian dari kerajaan. Terlebih seorang perempuan yang sering membayangkan dirinya adalah seorang putri, yang memakai gaun indah, sepatu cantik, dan riasan wajah serta rambut yang mengalihkan perhatian masyarakat.
Namun, ternyata tidaklah mudah menjadi bagian dari kerajaan atau seorang putri. Pasalnya, semua tingkah laku, etika, dan kesopanan memiliki aturannya masing-masing.
Melansir dari laman Daily Mail, Rabu (25/7/2018), dari berjalan pun seorang putri harus mengetahui sopan santun, seorang ahli etika asal Australia bernama Treska Roden menjelaskan, seorang putri mesti tahu bagaimana berperilaku, duduk, berjalan, dan bahkan makan layaknya seorang bangsawan.
“Ini adalah kursus untuk para perempuan, terlebih sebelum menjadi seperti seorang Kate Middleton dan Meghan Markle, yang jadi bagian dari keluarga kerajaan,” katanya dalam kelas tata karma kerajaan
Ketika berjalan misalnya, seorang perempuan harus mengangkat dagu, memundurkan bahu, dan melibatkan seluruh gerakan tubuh yang sempurna ketika berjalan melangkahkan kaki. Terlepas dari itu, saat bertemu dengan seseorang pun putri kerajaan mesti menjabat tangan, namun jabat tangan dilakukan tidak dengan kuat-kuat, tapi hanya berupa ayunan tangan ringan saja.
“Anda hanya perlu mengayunkan tangan dua hingga tiga kali saja. Tangan tegak lurus ke tanah,” jelas Roden.
Setiap kali makan pun seorang putri kerajaan tetap menjaga etikanya. Dia menjaga perilaku dengan hanya memasukkan makanan ke salah satu sisi mulut dan sebisa mungkin tidak menyisakan makanan di sudut mulut atau wajah.
“Setiap kali makan dan minum, Anda hanya boleh memasukkannya dari salah satu sisi saja, sehingga tidak ada sisa makanan yang menyangkut,” tuturnya.
Ketika hendak memakan sup, Anda harus menyendokkan sup jauh dari tubuh sebelum akhirnya memasukkan sendok ke mulut. Untuk makan dengan rapih, Anda mesti membawa sendok ke tepi mangkuk sehingga tidak ada yang tercecer.
Saat makan dengan pisau, biasanya pisau dipegang di tangan kanan dan garpu di tangan kiri. Siku terkunci di sisi tubuh dan saat berhenti makan, tetapi belum selesai letakkan peralatan menyebrang di tengah piring.
(Renny Sundayani)