5. Bersikap tegas, disiplin jelas dan konsisten
Jika anak kamu malas mengerjakan tugas, maka jangan diperintah dengan cara 'kerjakan tugas kamu' tapi kita harus memberikan konsekuensi logis tapi tetap tegas seperti, 'kalau kamu enggak kerjain (tugas) sekarang maka kamu mau mengerjakan kapan? Nanti enggak selesai lho'. Jadi, cara dan sikap kita berbicara akan mempengaruhi anak.
6. Tanamkan nilai-nilai
7. Lakukan diskusi dan negosiasi
8. Berkomunikasi efektif.
Kita bisa memberikan pengalaman kita saat sekolah kepada anak. "Seperti pengalaman kita di masa lalu bahwa saat tidak mengerjakan PR maka akan deg-deg'an dan diomelin oleh guru. Maka anak akan bersemangat dan ingin mengerjakan tugasnya dengan baik," kata dia.
Baca Juga: Sungai Aek Milas Sibanggor, Tempat Wisata yang Manjur Obati Penyakit
(Foto: Shutterstock)
9. Memberikan ruang untuk melakukan kesalahan
Ajeng menilai, seorang anak mempunyai harus diajarkan salah agar dia tahu mana yang benar. Oleh karena itu, dia meminta orang tua tidak marah dan mengatakan 'masa gitu aja engak bisa, sini mamah kerjakan'.
Menurut Ajeng, orang tua harus memberikan anak salah dalam mengerjakan tugas, agar mereka tahu bagaimana dan di mana kesalahannya. "Karena PR yang diberikan guru pasti sesuai dengan kemampuan anak-anak," jelas Ajeng.
10. Cinta tanpa syarat
Ajeng mengatakan jangan hanya melihat anak dari kemampuan dan tidak kemampuannya saja. Kalau misalnya anaknya tidak bisa MTK maka jangan diomelin karena pasti dia punya kemampuan lebih di mata pelajaran lainnya.
"Jadi kita harus menjadi orang tua yang mengerti anak saat dia kelelahan waktu pulang sekolah. Jadi kita harus mengerti anak punya waktu yakni me time untuk merecharge tenaganya setelah lelah kegiatan sekolah dari pagi sampai sore. Jadi biarkan anak istirahat sebelum melanjutkan tugasnya," tukasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)