Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

10 Cara Terapkan Positif Parenting, Izinkan Anak Berbuat Salah Boleh Kok

Lidya Julita Sembiring , Jurnalis-Jum'at, 11 Mei 2018 |20:36 WIB
10 Cara Terapkan Positif <i>Parenting</i>, Izinkan Anak Berbuat Salah Boleh Kok
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

CARA orang tua dalam mendidik anak pada zaman dulu dan sekarang sudah jelas berbeda. Dahulu kala, anak-anak lebih banyak berada di rumah ketimbang aktivitas di luar lapangan.

Namun, saat ini anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka di sekolah dan juga perjalanan pulang-pergi. Rutinitas ini pun tidak terelakkan, mengingat padatnya lalu lintas di kota-kota besar serta sekolah yang berakhir sore hari, sehingga mengakibatkan anak-anak merasa kelelahan saat tiba di rumah.

Hal ini tidak hanya mempengaruhi semangat mereka untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) namun juga kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul pada hari kerja.

Psikolog Anak dan Keluarga Ajeng Raviando akan memberikan tips tentang berbagai tantangan yang biasa dihadapi oleh orang tua dan anak-anak di Indonesia, terutama di bidang edukasi. Menurutnya, ada 10 poin untuk mendidik anak dengan menerapkan positif parenting.

Baca Juga: 3 Resep Jajanan Pasar Teman Ngopi Paling Mantap!

(Foto: Shutterstock)

1. Berikan contoh baik dan jadi teladan

Saat kita membawa tugas kantor ke rumah dan kita mengerjakannya dengan baik, maka anak akan melihat dan menirunya dengan baik pula. Tetapi kalau kita mengerjakan sambil ngomel-ngomel maka anak juga akan mengikuti cara kita mengerjakan tugas dengan banyak gumaman.

2. Komunikasi

Mengenali perkembangan anak berarti kita harus memperhatikan anak dan membiarkan dia berbicara. Dengan berbicara maka kita akan tahu apa yang dinginkan sang anak.

3. Luangkan waktu berkualitas

Meski sangat sibuk, kita harus tetap meluangkan waktu kita berkumpul bersama anak dengan hal-hal yang positif, sehingga anak merasa mempunyai keluarga yang sangat peduli padanya .

4. Bertingkah laku positif

Orang tua harus melihat sisi positif dari sang buah hati. Jika ia mendapatkan nilai sekedarnya maka orang tua harus tetap mengapresiasi dan mengatakan untuk lebih meningkatkan lagi. "Jangan pernah mengatakan, kok kamu cuma dapat segini? Teman-teman kamu bisa lebih bagus tuh nilainya," kata Ajeng.

Baca Juga: Nikmati Suasana Antik Eropa di Tepi Sungai Rhein

(Foto: Reuters)

5. Bersikap tegas, disiplin jelas dan konsisten

Jika anak kamu malas mengerjakan tugas, maka jangan diperintah dengan cara 'kerjakan tugas kamu' tapi kita harus memberikan konsekuensi logis tapi tetap tegas seperti, 'kalau kamu enggak kerjain (tugas) sekarang maka kamu mau mengerjakan kapan? Nanti enggak selesai lho'. Jadi, cara dan sikap kita berbicara akan mempengaruhi anak.

6. Tanamkan nilai-nilai

7. Lakukan diskusi dan negosiasi

8. Berkomunikasi efektif.

Kita bisa memberikan pengalaman kita saat sekolah kepada anak. "Seperti pengalaman kita di masa lalu bahwa saat tidak mengerjakan PR maka akan deg-deg'an dan diomelin oleh guru. Maka anak akan bersemangat dan ingin mengerjakan tugasnya dengan baik," kata dia.

Baca Juga: Sungai Aek Milas Sibanggor, Tempat Wisata yang Manjur Obati Penyakit

(Foto: Shutterstock)

9. Memberikan ruang untuk melakukan kesalahan

Ajeng menilai, seorang anak mempunyai harus diajarkan salah agar dia tahu mana yang benar. Oleh karena itu, dia meminta orang tua tidak marah dan mengatakan 'masa gitu aja engak bisa, sini mamah kerjakan'.

Menurut Ajeng, orang tua harus memberikan anak salah dalam mengerjakan tugas, agar mereka tahu bagaimana dan di mana kesalahannya. "Karena PR yang diberikan guru pasti sesuai dengan kemampuan anak-anak," jelas Ajeng.

10. Cinta tanpa syarat

Ajeng mengatakan jangan hanya melihat anak dari kemampuan dan tidak kemampuannya saja. Kalau misalnya anaknya tidak bisa MTK maka jangan diomelin karena pasti dia punya kemampuan lebih di mata pelajaran lainnya.

"Jadi kita harus menjadi orang tua yang mengerti anak saat dia kelelahan waktu pulang sekolah. Jadi kita harus mengerti anak punya waktu yakni me time untuk merecharge tenaganya setelah lelah kegiatan sekolah dari pagi sampai sore. Jadi biarkan anak istirahat sebelum melanjutkan tugasnya," tukasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement