3 Pedang Umar Bin Khatab Ada di Jakarta, Yuk Kenali Sosoknya Lebih Jauh
UMAR Bin Khatab adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang memiliki peran penting dalam perjuangan dan penyebaran agama Islam. Ia memiliki karakter yang sangat menonjol, terutama dari segi ketegasan.
Saat berperang Umar Bin Khatab memiliki pedang yang menjadi senjatanya. Saat ini pedang replika Umar Bin Khatab sedang dipajang di Masjid Cut Meutia Jakarta dalam event Sejarah Islam.
"Pedang ini adalah pedang-pedang Milik Umar Bin Khatab yang dipergunakan oleh beliau baik di medan peperangan Badar dan Uhud serta perang lainnya," kata Qalam pihak penyelenggara event kepada Okezone.
(Baca Juga: Meme-Meme Pernikahan Anak di Bawah Umur Ini Bikin Jomblo Ngenes)
Amirul Mukminin Umar Bin Khatab adalah seorang yang sangat rendah hati dan sederhana namun ketegasannya dalam permasalahan agama adalah ciri khas yang kental melekat padanya. Dalam keseharian suka menambal bajunya dengan kulit hewan dan terkadang membawa ember di pundaknya akan tetapi itu sama sekali tak membuatnya kehilangan ketinggian wibawa.
(Foto: Vessy/Okezone)
Kendaraan yang ia pakai adalah keledai tak berpelana hingga membuat heran Pastur Jerusalem saat berjumpa dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat tulisan, "cukuplah kematian menjadi pengingat bagimu hai Umar."
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sungguh aku melihat setan-setan dari kalangan jin dan manusia lari (kabur) dari Umar.” (HR at-Tirmidzi).
Hadits lain juga meriwayatkan, dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwasanya beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga. …” (HR at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani di dalam Shahih al-Jami ash-Shaghir no. 50.)
Sangking pentingnya sosok Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah memberi pujian tentang Umar. Dalam hadits ia bersabda,
(Baca Juga: 5 Dampak Perkawinan Dini bagi Mental Pasangan di Bawah Umur)
"Jika seandainya ada Nabi setelahku, maka ia adalah ‘Umar.” (HR at-Tirmidzi, Al-Hakim, no. 327.)
(Dinno Baskoro)
