SETIAP ibu merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya di rumah. Dalam keluarga, anak banyak belajar melalui ibu, dan mengadopsi kebiasaan yang tanpa ibu sadari ditularkan oleh tindak-tanduknya.
Bila ibu bisa mempersiapkan sekolah yang baik bagi anaknya di dalam keluarga, maka ibu telah persiapkan generasi terbaik. Selain itu, ibu juga merupakan pilar utama dalam memberikan pengajaran dan pendidikan bagi anak, dan sudah sepatutnya ibulah yang seharusnya lebih dekat dengan anak-anaknya, bukan orang lain
"Ibu orang pertama yang mengenalkan anak pada kasih sayang, pun ketika dalam situasi ia harus bekerja mencari nafkah, maka anak juga bisa belajar dari situ," ucap Suraiya Kamaruzzaman, dari Universitas Syiah Kuala, Women Development Center, dalam Simposium Nasional Peran Ibu dan Ulama Perempuan sebagai Pencipta dan Penggerak Perdamaian dalam Keluarga dan Masyarakat, di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (4/12/2017).
Lebih lanjut, Suraiya juga memaparkan seorang ibu bahkan berperan besar dalam pembentukan nilai, watak, karakter, dan kepribadian anak-anaknya. Saking pentingnya, ibu pun bisa berperan sebagai penyebar perdamaian, dan mencegah melalui lingkungan keluarga, dan lingkungan sosialnya.
Namun, nyatanya banyak peran dari seorang ibu yang tidak bisa dijalankan. Pasalnya, masih ada faktor lain seperti budaya yang bisa menyebabkan seorang ibu bungkam, dan tidak mampu memenuhi perannya.
"Ada budaya lain dalam keluarga seperti budaya kekerasan, beban ganda, perlakuan diskriminatif, budaya intoleran terhadap keberagaman, dan anak merasa tidak aman dan tidak dicintai bisa memunculkan sikap anak. Untuk itu, kita di sini untuk ciptakan hidup yang lebih positif," imbuhnya.
Hal lainnya yang bisa memengaruhi sikap seorang anak ialah tradisi kearifan lokal. Tradisi ini biasanya diajarkan oleh ibu dari sebuah kebiasaan, melalui buaian-buaian misalnya.