Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Keutamaan Maulid Nabi, Rasulullah pun Berpuasa di Hari Kelahirannya

Keutamaan Maulid Nabi, Rasulullah pun Berpuasa di Hari Kelahirannya
Ilustrasi (Foto: NU Online)
A
A
A

BULAN Maulid sudah tiba, waktu dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Mayoritas umat Islam di Indonesia menyambut datangnya bulan ini dengan suka cita. Berbagai bentuk acara diadakan dalam rangka untuk merayakan bulan ini.

Berbicara tentang sejarah peringatan Maulid SAW, Jalaluddin al-Suyuthi dalam Al-Hawi li al-Fatawi (I/252) menyebutkan bahwa orang yang pertama kali mengadakannya adalah penguasa Irbil, Raja Muzhaffar Abu Sa’id al-Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin (549-630 H), seorang raja yang mulia, luhur dan pemurah. Beliau merayakan Maulid Nabi SAW. Pada bulan Rabi’ul Awwal dengan perayaan yang meriah.

Dalam al-Bidayahwa al-Nihayah(XIII/136) Ibnu Katsir menilai bahwa Raja Muzhaffar termasuk penguasa yang alim dan adil, serta memiliki banyak peninggalan yang baik (atsar hasanah). Di antara peninggalan baik beliau adalah al-Maulid al-Syarif (perayaan maulid yang mulia) setiap bulan Rabi’ul Awwal.

Sejak saat itulah, umat Islam di berbagai belahan dunia menjadikan peringatan Maulid Nabi SAW. Sebagai sebuah tradisi yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk ungkapan kegembiraan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW, karena kelahiran beliau merupakan nikmat dan rahmat teragung yang diturunkan Allah SWT. Ke muka bumi dan selayaknyalah kaum muslim merasa gembira dengan cara merayakan atau dengan cara lain yang substansinya menunjukkan rasa syukur atas adanya nikmat tersebut.

Rumah Maulid, tempat Nabi SAW dilahirkan

Nabi sendiri mensyukuri hari kelahirannya dengan cara berpuasa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau bersabda:

“Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang puasa Senin. Beliau menjawab, “Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku.”(HR. Muslim [1977]).

Hadits di atas menjelaskan bahwa Nabi SAW berpuasa pada hari Senin sebab hari itu adalah hari kelahiran beliau dan diturunkannya wahyu kepada beliau. Ibnu Hajar al-‘Asqallani mengatakan bahwa bersyukur kepada Allah SWT bisa dilakukan dengan bermacam bentuk ibadah seperti sujud, berpuasa, sedekah dan membaca Alquran, dan tidak dipungkiri bahwa kelahiran beliau adalah nikmat yang paling agung. Dari itulah dalam mengekspresikan syukur selayaknya dengan memperbanyak membaca Alquran, memberi makan dan menyanjung dengan pujian-pujian atas Rasulullah yang dapat menggerakkan hati untuk melakukan kebaikan dan amal ukhrawi. (Al-Fatawa al-Kubra, I/196).

(Baca Juga: Menelisik Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW)

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement