GANGGUAN pada tulang belakang bisa terjadi pada anak-anak selama masa pertumbuhan salah satunya adalah skoliosis. Skoliosis merupakan sebuah kondisi di mana tulang belakang mengalami kebengkokan. Umumnya postur tubuh memiliki sudut kemiringan 5°-10°. Hal ini bisa dilihat dari posisi pundak, leher, dan tulang belikat. Bila terjadi skoliosis, sudut kemiringan akan bertambah besar.
Skoliosis terbagi menjadi dua jenis yaitu struktural dan postural. Pada skoliosis struktural, faktor penyebab terjadinya adalah genetik, gangguan saraf, dan penyakit tertentu. Sayangnya itu hanyalah sebagian kecil. Hampir 80% kasus skoliosis tidak diketahui penyebabnya dan masih terus dilakukan penelitian.
Sedangkan pada skoliosis postural penyebabnya adalah kebiasaan sehari-hari yang terlihat sepele. Misalnya membawa barang bawaan di salah satu bagian pundak, duduk miring atau menyender, tidur di permukaan yang tidak rata, atau membawa barang bawaan dengan kedua tangan tapi beraatnya tidak seimbang. Menurut dokter spesialis bedah ortopedi dan konsultan tulang belakang, dr Didik Librianto, Sp.OT (K) Spine, skoliosis postural lebih mudah untuk diatasi.
"Misalnya kalau sering duduk miring ke kiri, diatasinya dengan duduk miring ke kanan atau tegak. Lalu sering bawa beban atau tas di sebelah kanan, ganti dengan tas ransel. Posisi kemiringan tulang belakangnya lama kelamaan bisa berkurang," ungkap dr Didik saat ditemui dalam sebuah acara, Rabu (25/10/2017) di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.
Sementara itu, pada kasus skoliosis struktural, pengobatannya adalah observasi, orthosis, dan operasi. Tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi kemiringan dan menjaga tulang agar tidak bertambah bengkok. Sebab derajat kemiringan bisa bertambah karena beberapa faktor di antaranya jenis kelamin, masa pertumbuhan, lokasi kemiringan, dan besar derajat kemiringan.
BACA JUGA:
Simpel Tetapi Penuh Statement, Gaya Make-Up Favorit Supermodel Kimmy Jayanti4
Kesalahan Sederhana di Dapur namun Fatal, Hentikan Sekarang Juga Yah Moms!
4 Kesalahan Sederhana di Dapur namun Fatal, Hentikan Sekarang Juga Yah Moms!
Lucunya Hamlet, Babi Beruntung yang Bisa Terbang Keliling Dunia
Berdasarkan hasil survei, anak perempuan lebih berisiko mengalami skoliosis dibanding anak laki-laki. Maka dari itu disarankan untuk melakukan pengecekan menjelang usia menstruasi yaitu 10-14 tahun sebagai langkah deteksi dini. Belum diketahui alasan terjadinya hal ini. Sekadar informasi, pengobatan skoliosis sebaiknya dilakukan sebelum usia tulang matur yaitu sebelum 17 atau 18 tahun. Hal itu lantaran jika di atas usia 18 tahun, posisi derajat kemiringan tulang sudah matang dan tidak bisa diapa-apakan.
(Ade Indra Kusuma)