PONTIANAK-Hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness atau RAAB tahun 2014 hingga 2016 di 15 Provinsi menunjukkan, penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan adalah kelainan refraksi (10-15 persen) dan katarak (70-80 persen).
Mentri Kesehatan Nila Djuwita mengatakan data ini mendasari fokus program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia, pada penanggulangan katarak dan kelainan refraksi.
"Kita harus menurunkan angka gangguan penglihatan hingga 0,5%. Tugas yang tidak mudah," ungkapnya saat menghadiri Peringatan Hari Pengelihatan Sedunia 2017 di Pendopo Gubernur Kalbar, Kamis (12/10/2017)
Menurutnya membantu masyarakat dengan masalah yang ditanggulangi melalui operasi katarak terutama kepada mereka generasi muda menjadi perhatian tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat pada umumnya. "Orangtua terkadang kurang perduli kekurangan anak disekolah, sehingga penyakit gangguan penglihatan banyak di Indonesia," tuturnya.