Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menguak Alasan Maskapai Tetap Sediakan Asbak di Toilet Pesawat, Meski Ada Larangan Merokok

Tiara Putri , Jurnalis-Kamis, 28 September 2017 |12:10 WIB
Menguak Alasan Maskapai Tetap Sediakan Asbak di Toilet Pesawat, Meski Ada Larangan Merokok
Mengapa ada asbak di toilet pesawat (Foto:Businessinsider)
A
A
A

TENTU kita semua tahu bahwa di dalam pesawat terbang baik kru maupun penumpang dilarang keras untuk merokok. Pada tahun 1972, seorang pilot dari sebuah maskapai penerbangan melakukan pendaratan darurat dalam perjalanan dari Rio de Janeiro menuju Paris. Hal itu dikarenakan kabin pesawat dipenuhi oleh asap yang dicurigai berasal dari sebatang rokok. Akibatnya, sebanyak 123 penumpang harus meregang nyawa.

Maskapai penerbangan Amerika Serikat mulai melarang merokok di pesawat di akhir tahun 1980-an. Pada akhir tahun 1990 larangan merokok berlaku untuk semua penerbangan domestik dengan durasi di bawah enam jam. Lalu sejak tahun 2000 larangan merokok telah banyak diterapkan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia.

BACA JUGA:

Bandara Silangit Rintis Penerbangan Internasional, Wisata di Sekitar Danau Toba...

Inilah Daftar 30 Kota di Dunia Paling Banyak Dikunjungi, Bangkok Jadi Terfavorit

Tapi tahukah Anda, walaupun sudah ada larangan merokok, masih ada asbak yang tersedia di toilet pesawat terbang. Mengapa demikian? Hal itu bukan berarti penumpang diijinkan untuk merokok melainkan untuk berjaga-jaga.

Walaupun sudah ada larangan saat awal keberangkatan, tanda di pintu toilet, dan detektor asap, nyatanya masih ada penumpang yang nekad untuk merokok di dalam toilet. Seorang petugas maskapai penerbangan Cathay Pacific pernah mengalami hal ini. "Anda tidak diizinkan merokok, tapi beberapa orang masih melakukannya. Setiap enam bulan sekali, paling tidak saya menangkap satu orang yang merokok di toilet," katanya seperti yang dikutip dari People, Kamis (28/9/2017).

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement