’’Secara kasar, dari 120 KK yang ada di wilayah itu, 15-20 KK itu ada anggota keluarnya yang menderita masalah paru-paru. Bahkan ada satu keluarga semuanya punya masalah paru-paru,’’ terangnya pada Okezone di tempat yang sama.
Sumiati coba menjelaskan bagaimana awal tindakannya mengubah kebiasaan tersebut. Jadi, awalnya memang pasti ada penolakan sana-sini dari banyak orang. Dicap sok pahlawan, orang paling benar, sampai ngapain sih capek-capekin diri sendiri sama kegiatan begituan. Tapi tekat Sumiati bulat. ’’Saya ingin keluarga sama terutama, pun tetangga saya semuanya sehat. Ini bukan semata-mata buat saya, tapi buat banyak orang,’’ tambahnya.
Dari niat itu lah kemudian Sumiati mengajak tetangganya untuk memahami lebih jauh mengenai bahaya merokok. Sumiati sendiri sebetulnya mendapatkan keuntungan dari gelarnya sebagai “Ketua RT” setempat untuk bisa menyosialisasikan konsep kampung tanpa rokok tersebut.
Sejak April 2017 ini, kampungnya sudah bebas dari rokok. Banyak dari masyarakat setempat yang akhirnya sadar bahwa merokok itu bahaya. ’’Ya, jika diangkakan, dari yang tadinya 100% sekarang sekitar 50% sudah meninggalkan rokok,’’ ungkapnya.
BACA JUGA: