KELAHIRAN Pancasila diperingati setiap 1 Juni di Indonesia. Peristiwa yang bersejarah ini diperingati karena menjadi saat-saat yang paling menentukan bagi segala perjuangan rakyat Indonesia selama masa penjajahan berlangsung berabad-abad lamanya. Dasar negara Pancasila yang kini menjadi pedoman hidup, berwarganegara bangsa Indonesia telah menempuh proses sejarah. Salah satunya yaitu pengasingan dua proklamator Bung Karno dan Bung Hatta.
Dikutip dari situs resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Kamis (1/6/2017), rumah yang jadi tempat diasingkannya Presiden dan Wakil Presiden pertama negara Indonesia itu, merupakan kediaman keluarga Djiau Kie Song yang berada di Kampung Bojong Tugu, Kelurahan Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Jawa Barat. Di rumah inilah sejarah tertulis dan jadi saksi bisu proses proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Bila Anda bertandang ke rumah ini, suasana sepi, tenang, dan damai akan menyapa. Bagaimana tidak, lingkungan rumah berada di pemukiman yang masih jarang penduduk. Di sebelah selatan rumah merupakan kebun dan belakang rumah area persawahan. Sedangkan di barat dan timur baru Anda bisa temukan rumah-rumah penduduk. Mungkin itulah alasan dari para pemuda memilih lokasi dan suasana rumah ini, untuk mengasingkan Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyusun kemerdekaan.
Dulu rumah berada di sebelah barat daya sungai Citarum dengan hanya berjarak 500 meter dari tepi sungai, sering terendam banjir dan terancam roboh. Untuk tetap mempertahankan rumah bersejarah ini, akhirnya rumah dipindahkan ke lokasi yang sekarang yaitu Kampung Bojong Tugu.
Ketika berada di rumah pengasingan, Anda akan dibawa mundur ke waktu perumusan kemerdekaan berpuluh tahun lalu. Atapnya masih bertutupkan genting tanah liat, dinding dari kayu yang bercat putih dan hijau muda, pintu lebar yang diapit dua jendela khas rumah kuno jaman dulu, serta bentuk atap yang berbentuk limas akan membuat Anda semakin membayangkan suasana kala itu. Memasuki kamar tidur, Anda akan disuguhkan ranjang yang dulu digunakan Bung Karno dan keluarga beristirahat.
(Renny Sundayani)