Carinta menjelaskan satu persatu kuliner khas ini. Sup ikan parende, zaman dulu yang dipakai untuk membuat ikan ini adalah kakap merah. Ikan ini punya nilai sejarah tinggi karena harganya mahal, susah didapatkan dan jika ada nelayan dapat ikan maka hanya diperuntukkan bagi sultan. Ini menjadikan sup ikan parende dianggap sebagai makanan kaum bangsawan.
“Kalau kita bicara sekarang lain cerita karena ikan kakap mudah didapat dan ada di mana saja. Dulu kalau nelayan dapat ikan kakap merah hanya untuk sultan dan dimasak jadi sup ikan parende,” lanjut Carinta.
Selain itu ada kasoami yang terbuat dari singkong dan dimakan sebagai pengganti nasi. Kasoami memiliki bentuk kerucut dan dulunya juga dijadikan makanan spesial untuk sultan. Bentuknya yang kerucut mencerminkan seperti satu persembahan kepada Tuhan, kepada yang diagungkan dan dituakan, bentuk aslinya memang kerucut.