Airin Rachmi Diany di Gedung KPK (Foto: Heru Haryono/Okezone)
             
            
            
            
                            
 
 
                                                                    
                TUBAGUS Chaeri Wardana alias Wawan saat ini meringkuk di dalam penjara sebagai tahanan Korupsi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sementara itu, KPK juga tengah mengusut dugaan keterlibatan terhadap istri Wawan, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rahmy Diani.
 
Namun nantinya, diprediksi nasib keluarga Wawan dan Airin bakal berantakan. Belum lagi nasib anak-anaknya.
 
Menurut Psikolog Perkembangan Universitas Indonesia (UI) Edward Andriyanto S, jika keduanya ditangkap, anak-anak mereka bakal tak mempunyai figur orangtua sama sekali. Secara fisik dan mental, kata dia, tentu akan terganggu.
 
Karena itu, Edward menyarankan harus ada anggota keluarga yang mampu mengayomi di luar orangtuanya. Peran negara juga diperlukan untuk memberikan perhatian bagi anak-anak pelaku koruptor.
 
"Misalnya, orangtuanya jangan ditampilkan di media kalau sudah bersalah, bisa jangan ditampilkan fotonya, atau pakai inisial, enggak ada lagi kerahasiaan kalau sekarang, itu menjadi hukuman berat buat anak-anak. Harusnya dirahasiakan buat anak," katanya di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Selasa, 4 maret 2014.
 
Edward menambahkan, negara juga minimal memikirkan hal detail tersebut, bukan sekadar hukuman bagi orangtuanya. Apalagi tak hanya Wawan dan Airin, namun keluarga besar Banten seperti Ratu Atut Choisiyah juga turut memukul hati anak-anak Wawan- Airin.
 
"Pasti efek sosialnya kena, anak-anak mereka dilabel anak koruptor itu pasti. Juga ke perkembangannya akan terganggu, kalau mulai dilabel negatif, maka kepercayaan diri anak - anak akan kena. Konsep diri kena," ungkapnya.
 
Jalan keluar yang baik, lanjutnya, harus ada figur pengganti orangtua yang bisa mendidik anak-anak Wawan-Airin.
 
"Dilabel negatif, berperilaku negatif. Jalan keluar yang baik, mungkin bukan sekolah ke luar negeri, tetapi butuh figur orangtua yang benar-benar bisa didik anak-anak," tegasnya.
 
Kasus ini akan bermasalah bagi prestasi anak. Meskipun selama menjabat sebagai pejabat publik, Airin-Wawan juga jarang bertemu dengan anak-anak mereka karena tak adanya waktu luang, namun label anak koruptor akan tetap mengganggu tumbuh kembang anak-anak mereka.
 
"Pasti akan punya masalah belajar. Mereka merasa tak punya orangtua, enggak sempat adaptasi dulu. Enggak ada figur orangtua, ayahnya enggak ada. Memang ketiadaan orangtua bukan signifikan, tetapi label anak koruptor itu yang paling berat," tutupnya.
(Tuty Ocktaviany)