Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Berwisata Spiritual ke Makam Pangeran Samber Nyawa

Bramantyo , Jurnalis-Senin, 24 Februari 2014 |22:13 WIB
Berwisata Spiritual ke Makam Pangeran Samber Nyawa
Sapta Tirta Pablengan (Foto: genxsakti.sextgem)
A
A
A

WISATA Sapta Tirta Pablengan ternyata tidak hanya memiliki tujuh mata air ajaib di satu tempat berdekatan. Namun, di tempat yang terletak 20 km dari pusat Kota Karanganyar atau 38 km dari Kota Solo atau tepatnya di hutan pinus Argotiloso, Pablengan, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, ini ditemukan pula makam Pangeran Samber Nyawa, pendiri Pura Mangkunegaran.

Sugeng, pengelola sekaligus juru kunci Sapta Tirta Pablengan, mengatakan bahwa selain berada di lokasi yang berhawa sejuk dan dingin, lokasi wisata ini merupakan salah satu petilasan raja-raja Mangkunegaran yang masih keturunan dinasti Mataram. "Ini (mata air pablengan-red) sudah ada sejak zaman dulu. Objek wisata ini memiliki arti penting dan bersejarah peninggalan Kerajaan Mangkunegaran, yang menjadi jejak sejarah perjuangan Raden Mas Said atau lebih dikenal dengan nama Pangeran Samber Nyawa dalam melawan tentara Belanda," terangnya kepada Okezone di Karanganyar, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Menurut Sugeng, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkoenegoro Senopati Ing Ayudo Lelono Joyo Misesa yang hidup sekitar tahun 1725-1795, terkenal dengan sebutan Pangeran Samber Nyawa. Perjuangannya mempersatukan Bumi Mataram dan mengusir Belanda dengan taktik perang gerilya mengusung semboyan Tiji Tibeh (Mati Siji Mati Kabeh atau mati satu, mati semua).

Konon, Pangeran Samber Nyawa mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa untuk mandi menggunakan air dari Sapta Tirta Pablengan. Semua proses tersebut memiliki makna tertentu kenapa harus mandi dari tujuh mata air tersebut. Untuk mandi yang pertama, Pangeran Samber Nyawa menggunakan sumber air bleng yang bertujuan ngeblengke (menyatukan) tekad, pikiran, hati, dan keinginan untuk mengusir Belanda dari wilayah Mataram.

Proses mandi yang kedua menggunakan air urus-urus, yang bermakna agar segala tujuannya terurus dengan baik. Yang ketiga, mandi menggunakan sumber air londo (soda) agar memperoleh kesegaran jasmani dan rohani dengan cara meminumnya. Selanjutnya, Pangeran Samber Nyawa mandi di sumber air hidup dan sumber air mati. Tujuannya agar segala cita-cita perjuangan, hidup dan matinya dipasrahkan kepada Tuhan YME. Sumber air hidup sampai saat ini terus bergerak seperti air yang sedang direbus.


(Warga mengambil air urus-urus dari Tujuh Mata Air Pablengan/Bramantyo)

Tak hanya untuk dirinya, kala itu Pangeran Samber Nyawa juga menggembleng prajuritnya di Sapto Tirto. Bahkan, Sapto Tirto disebut sebagai Candradimukanya bagi para prajurit Samber Nyawa. Di sini para prajurit dimandikan dengan sumber air kasekten (kesaktian) dengan tujuan agar prajuritnya memiliki kekuatan, keberanian, kewibawaan, dan jiwa patriotisme agar dapat mengusir penjajah Belanda dari bumi Mataram.

Akhirnya, sebagai penutup, Pangeran Samber Nyawa mandi menggunakan air kamulyan atau air hangat agar semua cita-citanya mengusir Belanda mendapat kemuliaan dan ketentraman bagi rakyat Mataram. Pangeran Samber Nyawa memiliki taktik perang yang sangat baik sehingga membuat kewalahan pihak Belanda.

"Jika dulu Sapta tirta dipercaya digunakan oleh Pangeran Samber Nyawa ketika menempa olah kanuragan atau kesaktian, sekarang pemandian Sapta Tirta menjadi tempat wisata spritual yang banyak dikunjungi oleh peziarah," pungkasnya.

(Fitri Yulianti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement