JAKARTA – Benarkah wanita lebih mudah menemukan jodoh di supermarket menurut studi? Hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang secara definitif menyatakan bahwa wanita lebih mudah menemukan pasangan di supermarket.
Namun demikian, fenomena yang dikenal dengan sebutan grocery dating atau mencari pasangan di supermarket memang tengah menjadi tren di berbagai negara, terutama di kalangan Generasi Z. Banyak anak muda mulai meninggalkan aplikasi kencan, klub malam, dan pub, lalu mencoba peruntungan menemukan pasangan di lorong-lorong toko bahan makanan.
Sejumlah laporan dan survei populer menunjukkan bahwa hampir separuh anak muda yang aktif berkencan pernah atau sengaja mencari calon pasangan di supermarket, dengan “kode-kode” tertentu, seperti membeli produk spesifik atau berbelanja di jam tertentu.
John Paul Drake dari Drake’s Supermarkets di Adelaide mengatakan kepada Today bahwa tren ini diduga berasal dari Spanyol sebelum menyebar ke berbagai negara lain, termasuk Australia.
“Sepertinya hal ini sudah lama terjadi di Spanyol, bahkan sampai pada titik tertentu produk-produk tertentu tidak lagi dipajang karena selalu habis dibeli,” ujar Drake.
Ia juga menyoroti kekecewaan Generasi Z terhadap aplikasi kencan digital.
“Lebih dari separuh tim kami adalah Generasi Z, dan saya mendengar hal yang sama berulang kali. Aplikasi kencan telah membuat mereka frustrasi karena sulit menemukan cinta sejati. Jujur, itu menyedihkan,” tambahnya.
Karena itulah, alih-alih terus menggeser layar ke kanan di aplikasi kencan, sebagian Generasi Z memilih interaksi langsung yang lebih natural dengan harapan menemukan pasangan di tempat sederhana seperti supermarket.
Meski menarik, fenomena ini lebih tepat disebut sebagai tren sosial ketimbang hasil studi ilmiah. Namun, tren ini menunjukkan perubahan cara generasi muda membangun relasi di era kejenuhan digital.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)