Dalam wawancara tersebut, Sharon juga mengungkap bahwa Timothy pernah mengalami perundungan saat kecil. Kondisi itu membuatnya memutuskan membawa Timothy ke psikolog secara rutin sejak SMA, agar sang anak dapat belajar menghadapi situasi bullying.
“Kalau Timmy dibilang di-bully selama kuliah, saya pikir nggak. Dia itu bertahun-tahun belajar bagaimana merespons terhadap bullying,” tambah Sharon.
Meski begitu, Sharon memilih untuk memaafkan anak-anak yang pernah merundung Timothy. Alih-alih marah dan dendam, ia justru mendoakan hal baik bagi mereka.
“Yang Tante ingin lihat adalah mereka jadi orang benar, membantu orang lain, dan hidup dalam hikmat Tuhan,” ungkap Sharon.
Tak hanya itu, Sharon bahkan menganggap para perundung Timothy sebagai anaknya sendiri, mengingat kini sang putra telah tiada. Ia meminta mereka untuk tetap mengabari dirinya, layaknya seorang ibu yang selalu terbuka bagi anak-anaknya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)