JAKARTA - Penyakit gagal ginjal mengharuskan pasien melakukan cuci darah atau hemodialisis sebagai salah satu prosedur pengobatannya. Prosedur tersebut dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak dengan menyaring darah dari zat-zat sisa metabolisme, racun, dan kelebihan cairan menggunakan mesin khusus.
Namun kini, harapan hidup pasien gagal ginjal bisa semakin meningkat dengan tindakan transplantasi ginjal. Prosedur ini bahkan disarankan pada pasien agar bisa kembali pulih dan beraktivitas seperti sedia kala.
“Pasien cuci darah itu pada akhirnya kematiannya setelah 5 tahun cukup tinggi. Jadi ini tidak membuat pasien kembali seperti semula,” ungkap Direktur Pelayanan Medis RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Dr. Renan Sukmawan, Sp.JP(K), PhD, dikutip Senin (29/9/2025).
Dr. Renan menjelaskan prosedur transplantasi bisa meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal sehingga tak perlu lagi melakukan cuci darah. Pasien bisa kembali sehat dengan metabolisme yang meningkat.
“Kalau transplantasi, nanti dia tidak perlu cuci darah lagi. Memang dia perlu obat untuk maintain, namun kesehariannya sama seperti dia saat sehat ketika habis transplantasi,” ungkap Dr. Renan.
“Kualitas hidupnya bisa kembali seperti dulu. Metabolismenya lancar, tekanan darahnya juga terkontrol, dan yang paling penting umurnya bisa panjang,” tambahnya.
Di tengah manfaat transplantasi untuk pasien gagal ginjal, Dr. Renan mengatakan adanya tantangan bagi rumah sakit, salah satunya rendahnya angka pendonor. Dr. Renan menjelaskan bahwa pemerintah berupaya melakukan edukasi publik berkelanjutan, dan pelibatan tokoh agama atau masyarakat untuk peningkatan donor.
“Cuma di Indonesia soal donornya masih jadi masalah. Pemerintah akan menyediakan sarana-sarananya. Jadi bagaimana kita meyakini masyarakat bahwa mendonorkan ginjal tidak berbahaya,” paparnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)