JAKARTA – Istilah fatherless dan daddy issue sering kali digunakan secara bergantian, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Mengutip Daddyless Daughters, fatherless merujuk pada kondisi ketika seorang anak perempuan tumbuh tanpa kehadiran ayah yang konsisten, baik secara fisik maupun emosional. Sementara itu, menurut Verywell Mind, daddy issue lebih mengarah pada dampak psikologis akibat hubungan yang tidak sehat dengan ayah atau figur ayah.
Istilah fatherless tidak selalu berarti seorang anak tidak pernah mengenal ayahnya. Seorang anak perempuan bisa disebut daddyless daughter jika ayahnya meninggal, bercerai, dipenjara, atau meski tinggal serumah namun tidak hadir secara emosional misalnya karena kecanduan alkohol, bersikap abusif, atau tidak terlibat dalam pengasuhan.
Ketiadaan figur ayah dapat memengaruhi perkembangan emosional, sosial, bahkan biologis anak perempuan. Sebuah penelitian dalam Journal of Adolescent Health menunjukkan bahwa absennya ayah bisa mempercepat pubertas pada anak perempuan, yang berdampak pada dinamika perkembangan psikoseksual mereka.
Berbeda dengan fatherless, istilah daddy issue digunakan untuk menggambarkan masalah emosional dan pola hubungan yang muncul akibat pengalaman buruk dengan ayah. Menurut Verywell Mind, daddy issue tidak termasuk diagnosis resmi dalam psikologi, tetapi lebih kepada istilah populer yang menggambarkan insecure attachment style.
Gejala umum daddy issue antara lain: