JAKARTA – Siapa sosok pembuat film animasi Merah Putih: One For All yang viral di media sosial? Film animasi bertema kemerdekaan Merah Putih: One For All belakangan ramai dibicarakan publik setelah trailer-nya viral di media sosial.
Sayangnya, viralnya film ini bukan karena apresiasi, melainkan hujatan terkait kualitas grafis yang dinilai tidak sebanding dengan anggaran produksi mencapai Rp6,7 miliar.
Produser film ini adalah Toto Soegriwo, seorang tokoh yang telah lama berkecimpung di dunia perfilman. Berdasarkan informasi dari akun Facebook pribadinya, Toto merupakan lulusan SMAN 1 Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah. Ia memulai karier di PT Djohar Mandiri Jaya, pernah menjadi anggota Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), bekerja di Radio 107.9 FM, menjabat Sekretaris Redaksi Majalah DeFilm, hingga menjadi Creative Director di PT Foromoko Matoa Indah Film. Ia juga pernah terlibat di Badan Pertimbangan Perfilman Nasional dan bekerja di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Kini Toto menjabat sebagai Sekretaris Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia, serta agregator dan kurator di Lokalfilm.id. Di media sosial, ia mengklaim dirinya sebagai Direktur Kreatif PT Foromoko Matoa Indah Film dan Direktur Utama PT Naura Syifa Production.
Selain Toto, Bintang Takari juga ikut turun langsung sebagai animator sekaligus pemilik filmanimasi.com yang sebelumnya telah memproduksi beberapa film animasi lainnya.
Film ini disutradarai dan ditulis oleh Endiarto dan Bintang, dengan Toto Soegriwo sebagai produser. Melalui akun Instagram @totosoegriwo, Toto mengungkapkan bahwa Merah Putih: One For All menghabiskan biaya produksi sebesar Rp6,7 miliar dan dikerjakan dalam waktu kurang dari satu bulan.
Meski menuai kritik pedas, Toto menanggapi santai dan mengatakan, “Senyumin saja. Komentator lebih pandai dari pemain. Postingan kalian viral kan?”
Sutradara film Jumbo, Ryan Adriandhy, turut diminta pendapatnya terkait kontroversi ini. Melalui akun X @andriandhy, ia menulis:
“Pagi teman-teman. Mention-nya masuk semua. Saya baca, namun saya merasa tidak ada yang perlu saya komentari lagi.
Barangnya sudah jadi, akan tayang juga, dan nggak ada yang bisa dilakukan kecuali terus membuat yang lebih baik.
Let’s focus on better things. Have a good Sunday.”
Ryan memilih untuk tidak memperpanjang komentar dan mengajak semua pihak fokus pada hal yang lebih baik.
Mengutip penjelasan di kanal YouTube Historika Film, Merah Putih: One For All berkisah tentang delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih. Mereka mendapat tugas menjaga bendera pusaka menjelang Hari Kemerdekaan.
Tiga hari sebelum upacara 17 Agustus, bendera tersebut hilang. Dari situ, mereka memulai petualangan penuh tantangan, mulai dari menembus hutan, menyusuri sungai, hingga melawan badai, sambil belajar mengatasi perbedaan demi tujuan mulia: mengibarkan bendera di hari bersejarah.
Film ini sarat akan pesan persatuan, kerja sama, dan cinta tanah air, serta menampilkan momen lucu, menegangkan, dan emosional.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)