"Di pasar kelihatan banyak orang, mereka lewat seperti prajurit, aktivitasnya kalau malam mulai, habis maghrib sampai pagi. Itu kayak di pasar, cuma di sana seperti zaman dahulu. Ada istana kerajaan gaib juga, ya persis ada rajanya juga," katanya.
Di sisi lain, salah satu pendaki Gunung Arjuno yang pernah tersesat Muhammad Naam juga mengakui, adanya aktivitas gaib yang tinggi di gunung setinggi 3.339 Mdpl. Ia mengaku kerap kali melihat orang-orang dengan penampilan aneh saat tersesat di hutan Gunung Arjuno. Dirinya bahkan melihat istana layaknya di kerajaan - kerajaan lengkap dengan raja di dalamnya.
"Ada pendopo tempat kayak raja, jadi raja diam di depannya orang banyak, kayak di pendopo. Pendoponya besar tapi nggak ada penghalangnya. Cuma ada tiangnya saja. Di alas mana nggak tahu saya, nggak tahu posisinya dimana itu bukan alam kita," ungkap Naam dikonfirmasi terpisah.
Keanehan juga terdapat pada pepohonan yang ada di sekitarnya. Pepohonan itu memiliki tinggi yang lebih besar dan akar yang menjulang tinggi hingga ke atas. Konon akar pepohonan itu merupakan akar mimang yang kerap kali membuat orang-orang tersesat, karena hanya ada di alam tak kasat mata.
"Aneh pohonnya baru kali itu baru aku lihat, pohonnya besar - besar, kadang akarnya sampai ke atas. Kalau lihat ke arah matahari sudah nggak kelihatan. Kabut pasti, kabut mulai datang kabut itu menutupi hutan sampai mau subuh hutan tok itu. Itu (kabut) tandanya masuk di alam mereka," paparnya.
Namun selama berada di alam gaib itu Naam mengaku tak banyak berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata tersebut. Dia memilih untuk diam ketika berada di alam mereka.
"Karena pertama mereka itu acuh tak acuh jadi ya nggak mau komunikasi tetap diam, nggak tahu kehadiran saya. Makanya nggak interaksi," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, 11 pendaki di Gunung Arjuno dilaporkan tersesat oleh rekannya. Kesebelas orang itu naik ke gunung berbekal informasi video dari YouTube, pada Rabu (28/5/2025). Tapi ketika naik ke puncak melalui jalur tidak resmi atau ilegal dari Kebun Teh Wonosari hingga menuju kawasan Bukit Lincing, mereka tersesat dan kehilangan jejak.
Kemudian salah satu dari 11 orang itu menghubungi satu rekannya di bawah, yang kemudian meneruskan laporan itu ke petugas terkait. Petugas pun melakukan proses pencarian melibatkan tim gabungan dari Perhutani, petugas Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, tim SAR, TNI-Polri, dan relawan.
Tim gabungan mulai melakukan pencarian sejak pukul 10.00 WIB. Setelah lebih dari lima jam penyisiran, seluruh pendaki akhirnya berhasil ditemukan dan dievakuasi pada pukul 15.30 WIB dalam kondisi selamat.
(Khafid Mardiyansyah)