JAKARTA - Grand Final MasterChef Indonesia Season 12 yang tayang pada hari ini, menjadi penentu bagi dua finalis terbaik musim ini, Fajar dan Hovit.
Kedua peserta tampil dengan menu andalan masing-masing di hadapan para juri ternama, Chef Renatta, Chef Juna, dan Chef Rudy.
Salah satu momen paling menarik datang dari hidangan terakhir Hovit, yang membuat juri sedikit terkejut karena tampilan pastanya dinilai lebih menyerupai pangsit.
Hovit, yang selama ini dikenal dengan teknik presentasi yang rapi dan cita rasa yang kuat, memilih menyajikan pasta isi daging dan jamur sebagai penutup di Grand Final.
Alih-alih mendapatkan pujian penuh untuk penampilan visualnya, ia justru menuai komentar menggelitik dari para juri, terutama soal bentuk dan tekstur pastanya.
Chef Rudy yang pertama memberikan komentar, mengapresiasi cita rasa dan aroma dari hidangan tersebut. Namun, ia juga menyoroti ukuran isian yang dinilainya terlalu besar.
“Untuk isinya, ini daging sama mushroom. Sebetulnya nggak ada masalah. Cuma saya pengen tidak terlampau banyak seperti ini ya isinya. Jadi mungkin kamu bisa bikin lebih kecil,” ujar Chef Rudy.
Meski demikian, Chef Rudy tetap memuji kualitas rasa yang dihadirkan dalam isian pasta tersebut.
“Tapi cita rasanya bagus sampai keisiannya juga bagus. Aromanya juga enak,” tambahnya.
Chef Renatta memberikan respons yang lebih detail terhadap keseluruhan komposisi hidangan Hovit. Ia menyoroti penggunaan black pepper yang menjadi ciri khas Hovit selama kompetisi berlangsung.
“Hovit, sausnya saya suka. Dan saya suka ada sentuhan crack black pepper ala kamu. Kamu selalu tau black pepper yang tepat dan membuat dia berperan penting dalam sebuah hidangan,” puji Renatta.
Namun, komentar yang paling mencuri perhatian datang saat ia menyinggung tekstur dan tampilan dari adonan pasta milik Hovit.
Dengan nada ringan, ia menyampaikan bahwa hidangan tersebut mengingatkannya pada pangsit.
“Setuju untuk bagian pastanya ya. Saya kurang tau adonan pastanya apa. It’s nice, tetep enak. Tapi di saya lebih ke pangsit, which is also nice. Seasoningnya bagus,” katanya dengan senyum.
Renatta juga menduga bahwa bentuk akhir pasta Hovit menjadi seperti pangsit karena kemungkinan teknik perebusannya.
“Mungkin dari segi bentuknya ya, mungkin agak sedikit mengembang pas kamu rebus, jadi look-nya lebih seperti pangsit,” jelasnya.
Meski hidangan Hovit mendapat komentar lucu soal bentuknya, dari segi rasa dan komposisi, ia tetap berhasil mengesankan para juri.
Sama halnya dengan Fajar, yang malam itu menyajikan ayam herb butter dengan kejutan rasa yang kaya.
Kedua finalis saling menunjukkan kekuatan mereka masing-masing, Fajar dengan teknik klasik yang matang dan Hovit dengan keberanian mengolah pasta isi yang beraroma dan lezat.
Persaingan pun menjadi semakin sulit untuk diputuskan. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Fajar menuai pujian untuk kematangan ayam dan kompleksitas rasa, sementara Hovit dikagumi karena konsistensi seasoning dan karakter kuat dalam saus serta isian pasta.
Dengan hanya satu pemenang yang akan dinobatkan sebagai The Next MasterChef Indonesia, keputusan akhir tentu tidak mudah.
Grand Final kali ini memperlihatkan bagaimana dua pendekatan yang berbeda, klasik dan modern bisa saling beradu dalam kualitas yang nyaris seimbang.
Kini, tinggal menunggu waktu untuk mengetahui siapa yang akhirnya keluar sebagai juara.
Namun satu hal yang pasti, Fajar dan Hovit telah memberikan penampilan terbaik mereka, dan publik dibuat sulit memilih siapa yang paling pantas menggenggam trofi MasterChef Indonesia Season 12.
(Kemas Irawan Nurrachman)