JAKARTA - Menggunakan baju thrifting (bekas) yang tidak dicuci terlebih dahulu, ternyata bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Baju thrifting belakangan memang jadi tren karena biasanya jauh lebih murah dibandingkan baju baru, meskipun merek atau kualitasnya tinggi.
Banyak baju thrifting yang punya model lawas, langka, atau tidak diproduksi lagi, sehingga terlihat unik dan beda dari yang lain. Ini jadi cara buat tampil stand out tanpa harus mahal.
Namun, baju thrifting bisa menjadi sumber penyakit menular jika tidak dicuci atau disterilkan dengan benar.
Berikut adalah 6 penyakit menular yang bisa ditularkan melalui baju thrifting yang kotor, dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Senin (21/4/2025).
Scabies (kudis) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei. Tungau ini bisa menempel dan bertahan hidup sementara di pakaian, terutama bahan yang tebal dan berserat.
Disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau ini bisa menempel di pakaian dan menyebabkan gatal-gatal parah, terutama di malam hari.
Baju thrifting yang tidak dicuci atau disterilkan dengan benar bisa memicu infeksi kulit seperti Tinea, yaitu infeksi jamur yang menyerang kulit, rambut, atau kuku.
Termasuk kurap, panu, dan kutu air. Jamur bisa hidup di serat pakaian yang lembap atau tidak bersih, lalu menyebar ke kulit.
Baju thrifting yang tidak dicuci atau disterilkan terlebih dahulu bisa memicu pedikulosis, yaitu infestasi kutu pada tubuh manusia, terutama kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dan kutu badan (Pediculus humanus corporis).
Kutu rambut atau kutu tubuh bisa bertahan di pakaian bekas dan berpindah ke tubuh pemakainya, menyebabkan gatal dan iritasi.