Keberkelanjutan semakin menjadi fokus gaya hidup di era modern saat ini. Salah satu cara untuk menerapkan gaya hidup tersebut ialah membenahi lingkungan dengan menerapkan bank sampah.
Bank sampah ini merupakan mitigasi sekaligus solusi untuk membenahi lingkungan dan ekosistem laut, khususnya di Indonesia. Seperti diketahui ekosistem laut kerap terancam imbas limbah yang tak terkelola dengan baik sehingga memengaruhi sektor sumber daya laut dan perikanan.
Strategic Partnership and Enterprise Lead Duitin, Audrey Adhiarini mengungkap konsep dari bank sampah yang bisa diterapkan masyarakat. Hal sederhana ini bisa dilakukan sejak dini di sekitar rumah sebagai solusi untuk membenahi lingkungan.
“Bank sampah awalnya dibuat pemerintah untuk akhirnya bagaimana cara orang-orang me-development. Kita bisa drop sampah, kita bisa nabung dari itu,” ungkap Audrey dalam acara peluncuran Proyek ASEAN Blue Economy Innovation (ABEI), di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Kamis (13/2/2025).
Audrey mengatakan lingkungan laut dan perikanan yang bersih tentu menjadi harapan masyarakat. Cara sederhana ini bisa dilakukan di lingkungan sekitar melalui komunitas yang terbentuk.
“Bank sampah ini juga biasanya dibentuk oleh para ibu rumah tangga. Dari sini, keluarga mereka akan mengikuti,” paparnya.
Audrey mengungkap Indonesia pun menjadi salah satu negara yang memiliki bank sampah dan diikuti oleh negara ASEAN lainnya. Langkah sederhana ini pun telah didukung pemerintah dan mulai membentuk banyak komunitas. Inovasi dan komunitas ini diharapkan bisa terus diterapkan di lingkungan dan digerakkan oleh anak muda.
Bank sampah pun turut menjadi gerakan untuk membangun ekonomi ASEAN yang lebih berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya biru secara bertanggung jawab dan inovatif.
“Dengan inovasi, ide, konektivitasnya dengan media sosial, bagaimana cara kita mengembangkan bank sampah. Berawal dari komunitas yang ngumpulin sampah di sekitar rumahnya, itu bisa sih," tambah Audrey.
(Qur'anul Hidayat)