Tahun 2025 diprediksi akan menjadi momen penting bagi brand lokal untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi mereka dalam menghadapi dinamika pasar yang semakin kompleks. Terlebih lagi, gaya hidup ramah lingkungan semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun.
CEO Hypefast Achmad Alkatiri memprediksi bahwa tahun 2025 akan ditandai dengan peningkatan regulasi keberlanjutan di negara-negara major economy yang akan mendorong percepatan agenda ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) di perusahaan.
Prediksi ini didukung oleh data dari Kantar’s Creator Digest, perusahaan data dan analitik pemasaran terkemuka di dunia, yang mengungkapkan bahwa sebanyak 93% konsumen mengatakan mereka ingin menjalani gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
“Inisiatif produk yang sustainable dan berdampak secara socio-environment akan menjadi sorotan pada tahun 2025. Konsumen sudah tidak lagi hanya akan fokus ke kualitas produk, namun juga yang memiliki nilai–terutama yang sesuai dengan gaya hidup mereka,” ucap pria yang biasa disapa Mad itu, dikutip Rabu (22/1/2025).
Karena hal tersebut, peningkatan dalam komunikasi supply chain yang transparan, inisiatif pengemasan yang ramah lingkungan, dan tindakan konkret suatu brand terhadap tujuan keberlanjutan akan memiliki peran yang penting dalam perkembangan brand.
Gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dipicu oleh kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim. Pada 2025, energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidroelektrik akan semakin dominan, menggantikan bahan bakar fosil yang lebih polutif.
Rumah dan bangunan akan semakin mengadopsi teknologi hemat energi, seperti panel surya dan smart home systems yang mengoptimalkan penggunaan energi untuk mengurangi pemborosan. Masyarakat akan semakin memilih kendaraan listrik (EV) untuk mengurangi jejak karbon.