Moms, Ini yang Harus Diketahui Sebelum Memilih Melahirkan Secara Normal atau Sesar

Fatin Wardahni Nazihah, Jurnalis
Jum'at 20 Desember 2024 14:09 WIB
Moms Ini yang Harus Diketahui Sebelum Memilih Melahirkan Secara Normal atau Sesar
Share :

Persalinan merupakan proses alamiah yang harus dialami wanita saat mengandung. Pemilihan menggunakan metode normal ataupun sesar, ternyata memiliki banyak risiko yang harus dipilih.

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia yang dirilis oleh Kementrian Kesehatan, persalinan dengan caesar terus meningkat di Indonesia hingga mencapai 25,9% atau lebih dari 1 di antara 4 di tahun 2023 dan sebanyak 40,8% DKI Jakarta.

Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat di dekade mendatang. Di Indonesia, tingkat persalinan caesar di Indonesia naik dalam 5 tahun terakhir. Prevalensi persalinan dengan metode caesar dalam skala nasional meningkat dari 17,6%  menjadi 25,9%.

Persalinan sesar dapat menyebabkan ibu menderita nyeri fisik pasca melahirkan dan mengalami pemulihan pascanatal yang lebih lama dan lebih sulit. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis ibu. Oleh Karena itu, pasca cesar Ibu kemungkinan akan lebih fokus kepada pemulihan kesehatannya.

Moms, Ini yang Harus Diketahui Sebelum Memilih Melahirkan Secara Normal atau Sesar

Dokter Ob-Gyn Brawijaya Hospital dr. Dinda Dernameisya, Sp.OG mengatakan, operasi caesar dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan anak secara efektif. Meskipun demikian, perbedaan dampak kedua kelahiran ini tentu berbeda juga pada anak.

"Pertama, akan secara alami terpapar bakteri baik pada jalan lahir ibu, seperti Bifidobacteria, Lactobacillus, Prevotella. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat menunjang perkembangan imunitas serta maturitas saluran cerna anak.  Kedua, kelahiran cesar dapat menyebabkan anak terpapar bakteri buruk (patogen) yang berada pada permukaan kulit Ibu seperti dominasi Staphylococcus, Corynebacterium, dan Propionibacterium spp. Paparan bakteri ini berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari,” tuturnya dalam acara C-Section Awareness Month di Jakarta.

"Disbiosis usus, merupakan sebutan untuk ketidakseimbangan jumlah mikrobiota baik dan buruk (patogen) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi usus dan mengaktifkan sel-sel inflamasi, serta berhubungan dengan berbagai penyakit. Disbiosis usus ini dapat beresiko meningkatkan risiko penyakit asma sebesar 41% 6, alergi sebanyak 21% 6, infeksi pernafasan sebanyak 29%7 dan tingkat skor kemampuan numerik yang lebih rendah (hingga 10% standar deviasi)8  di masa pertumbuhannya."

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya