JAKARTA - Renungan Harian Kristen Rabu (30/10/2024) membahas tentang bebas dari rasa bersalah. Kondisi di mana manusia merasa bersalah pada dasarnya lahir dari dosa yang disengaja.
Ini sama dengan ketika Adam dan Hawa mencicipi buah terlarang di Taman Eden. Mereka kemudian malu akan ketelanjangan mereka dan menyembunyikan diri dari Tuhan. (Kejadian 3:10).
Sejak Adam dan Hawa melakukan dosa tersebut, manusia sudah terpisah dari Allah (Roma 3:23). Masyarakat Israel kuno kemudian ‘membayar’ dosa mereka dengan memberikan hewan korban.
Namun Allah membebaskan manusia dari kematian dan rasa bersalah karena dosa dengan mengutus putraNya, Yesus Kristus ke dunia. Pengorbanan Yesus di kayu salib membebaskan kita dari rasa bersalah dan kematian.
Yesus hadir hadir tidak hanya untuk menebus dosa manusia. Dia juga memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang sempat rusak karena dosa. Lewat Yesus, Allah Bapa akan terus mengampuni dosa manusia (Efesus 1:7).
Berbekal pengampunan inilah kita harus bertobat, taat, dan terus melayani Tuhan.
Bacaan Alkitab: 1 Petrus 2:22-25
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya (2:22).
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan ya kepada Dia yang menghakimi dengan adil (2:23).
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh (2:24)
Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu (2:25).*
Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 20-22.*
(Siska Maria Eviline)