Anehnya, keju Vieux Boulogne memiliki rasa yang lembut dan halus yang sama sekali tidak cocok dengan baunya. Itu karena bukan keju itu sendiri yang membuat orang-orang menolak, tetapi kulit keju di sekitarnya.
Selama dua bulan proses pematangan di gudang bawah tanah di sekitar kota Boulogne-sur-Mer di Prancis utara, keju Vieux Boulogne dicuci dengan bir, yang menghasilkan tampilan dan aroma khasnya. Rupanya, interaksi antara bakteri dalam bir dan enzim susu sapi menciptakan bau menyengat yang menjadi ciri khas Vieux Boulogne.
Setelah uji penciuman keju tahun 2004, para ilmuwan di Universitas Cranfield melakukan uji kedua pada tahun 2007, menggunakan hidung elektronik yang lebih canggih. Vieux Boulogne mempertahankan gelarnya dan tidak pernah melepaskannya sejak saat itu.
(Martin Bagya Kertiyasa)