Rendahnya rasa kontrol dan ketidakpastian ekonomi mendorong orang-orang dari latar belakang menengah ke bawah menjadi lebih terdorong melakukan hal-hal nekat. Apalagi, dalam kasus ini FSF pun sudah memiliki tiga orang anak.
Besarnya uang saweran tersebut pun bisa menjadi salah satu alasan FSF nekat melakukan aksi live tanpa busana ini. Diketahui FSF bisa mendapat hingga Rp10 juta per bulan. Hal ini juga menjadi faktor korban merasa gelap mata hingga melakukan tindakan tersebut.
“Kesulitan keuangan pribadi dan kemudian mereka tumbuh dalam kemiskinan, sehingga menyerah lebih cepat,” paparnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)