Israel Kembali Membabi Buta, WHO Minta Perlindungan bagi Warga Sipil Gaza

Lulu Az Zahra , Jurnalis
Kamis 23 Mei 2024 10:00 WIB
WHO minta perlindungan kepada penduduk sipil Gaza. (Foto: Aljazeera)
Share :

SITUASI di Gaza semakin memburuk seiring dengan berlanjutnya pemboman bersamaan dan serangan darat serta pertempuran sengit oleh militer Israel. Untuk itu, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB, mengeluarkan peringatan pada Selasa untuk staf dan pasien di Rumah Sakit Al Awda yang terkepung di Gaza utara.

Sekjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan di X bahwa staf medis di dalam rumah sakit melaporkan adanya serangan pada 20 Mei 2024. Penembak jitu membidik gedung sehingga sebuah roket artileri menghantam lantai lima. Sekitar 148 staf dan 22 pasien serta pendamping mereka masih terjebak di dalam rumah sakit sejak Minggu.

Menurut WHO, hanya sekitar sepertiga dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi. Namun, fasilitas layanan kesehatan tidak dapat diakses oleh pasien dan petugas layanan kesehatan akibat kekerasan dan perintah evakuasi.

Badan kesehatan PBB mengklaim bahwa perintah militer Israel kepada warga Gaza untuk pindah telah berdampak pada lebih dari 20 titik medis, empat rumah sakit dan empat pusat layanan kesehatan primer di kota selatan Rafah.

Selain itu, di Gaza utara 16 titik layanan kesehatan juga terkena dampaknya, termasuk lima pusat kesehatan primer dan Rumah Sakit Kamal Adwan serta Rumah Sakit Al-Awda.

Tedros dari WHO menyampaikan kekhawatiran tentang laporan permusuhan yang intens di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan ditambah dengan masuknya pasien yang terluka meskipun fasilitas tersebut memiliki kemampuan terbatas untuk merawat mereka.

Selanjutnya, kantor Koordinasi Bantuan PBB, OCHA melaporkan bahwa operasi militer Israel dan perintah evakuasi yang sedang berlangsung telah menyebabkan lebih dari 900.000 orang mengungsi dalam dua minggu terakhir.

Jumlah ini mencakup 812.000 orang dari Rafah dan lebih dari 100.000 lainnya di Gaza utara. Namun, ratusan ribu lainnya hidup dalam kondisi yang mengerikan.

Selain itu, mitra kemanusiaan yang bekerja untuk menyediakan perlindungan bagi orang-orang di Gaza juga melaporkan bahwa tidak ada tenda dan sangat sedikit barang penampungan yang tersisa untuk didistribusikan.

Kini, orang-orang yang mengungsi dari Rafah mencari perlindungan di Khan Younis dan Deir Al-Balah di lahan terbuka mana pun yang tersedia, termasuk akses jalan dan lahan pertanian serta di bangunan rusak yang belum dinilai secara struktural.

Melansir dari United Nations pada Kamis (23/5/2024), saat ini lebih dari 75 persen Jalur Gaza, sekitar 285 kilometer telah berada di bawah perintah evakuasi di tengah meningkatnya permusuhan. Pertempuran yang meningkat telah sangat mengganggu layanan dukungan nutrisi di utara dan selatan.

Selain itu, akses ke lebih dari 100 titik distribusi makanan di Rafah telah hilang. Mitra kemanusiaan yang bekerja untuk menyediakan air, sanitasi, dan dukungan kebersihan di Gaza mengatakan bahwa terdapat kekurangan peralatan kebersihan dan wadah air bagi rumah tangga untuk mengumpulkan dan menyimpan air.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya