"Kami sedang menyusun panduan untuk green hotel, sedang kami siapkan referensinya. Mudah-mudahan ini bisa menjadi panduan bagi industri hotel kalau mereka ingin mencapai standardisasi yang ditetapkan," ternagnya.
Sementara, Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA), Iqbal Alan Abdullah, berujar bahwa hal yang sama juga terjadi di industri MICE. Saat ini kata dia, banyak konsumen MICE yang sangat concern terhadap isu-isu keberlanjutan atau ramah lingkungan.
"Dengan adanya tahapan ini (ASEAN Tourism Award dan awarding level nasional) kita bisa tunjukkan ke dunia internasional bahwa kita siap, ini momen yang tepat untuk kita bisa memberikan kontribusi dalam konsep green ini," ungkap Iqbal.
Sedangkan Chief Operating Officer Taman Safari Indonesia, Adrian Cecil mengatakan, penghargaan yang diraih Taman Safari Indonesia di ajang ASEAN Tourism Award memberikan nilai tambah yang sangat tinggi bagi Taman Safari Indonesia khususnya dalam komitmen pihaknya dalam menghadirkan nilai-nilai konservasi juga pariwisata hijau.
(Foto: dok. Kemenparekraf)
"(Penghargaan) Ini memberi petunjuk kepada pengunjung dan wisatawan bahwa tempat kita progresif dan terus berusaha lebih baik, dan value untuk konservasi bukan hanya satwa tapi juga pariwisata hijau," kata Adrian.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Standardisasi Usaha Pariwisata Kemenparekraf, Mukhlis, menjelaskan, persiapan penyelenggaraan pemberian penghargaan di level nasional saat ini memasuki tahapan penyusunan indikator yang melibatkan PHRI dan INCCA.
"Apakah indikator ini sudah bisa digunakan pelaku usaha? Ini sedang kami siapkan, baru nantinya ada tahapan pembukaan pendaftaran dan dilanjutkan dengan kunjungan ke lapangan oleh dewan juri dan pada Agustus akan diselenggarakan awarding," tuturnya.
(Rizka Diputra)