TIDUR berperan sangat besar bagi kesehatan tubuh manusia. Pola tidur yang teratur bisa berdampak baik pada suasana hati maupun kondisi kesehatan seseorang.
Terlebih pada masa tumbuh kembang remaja yang memasuki dewasa muda, tidur menjadi salah satu proses penting untuk pikiran dan kesehatan mental. Sebuah penelitian terbaru dari jurnal Sleep Health mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara kurang tidur dan indikasi dismorfia otot yang belakangan ini marak dialami anak muda.
Melansir Hindustan Times, Jumat (1/3/2024), penelitian ini telah melibatkan lebih dari 900 remaja dan dewasa muda. Dari situ ditemukan adanya peserta yang mengalami lebih banyak gejala dismorfia otot akibat jam tidurnya lebih sedikit dan lebih sulit untuk tertidur.
Penulis utama yang juga asisten profesor di Fakultas Pekerjaan Sosial Faktor-Inwentash Universitas Toronto, Kyle T Ganson mengungkap bahwa kualitas tidur yang buruk dapat berpengaruh buruk pula terhadap kesehatan mental, termasuk dismorfia otot.
“Tidur yang buruk dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi remaja dan dewasa muda, termasuk meningkatnya gejala kesehatan mental yang negatif,” kata Kyle T Ganson.
Dismorfia otot merupakan suatu kondisi psikopatologis yang mempengaruhi pikiran dan perilaku pengidapnya dengan cara yang bermasalah. Mereka yang mengidap dismorfia otot umumnya mempercayai bahwa tubuh mereka kecil dan lemah.
Sehingga mereka dengan massa otot di atas rata-rata yang tetapi mengidap dismorfia otot, cenderung menganggap diri mereka kekurangan massa otot yang signifikan. Padahal aslinya kondisi mereka sangat baik dan otot yang berkembang dengan baik.
“Tidur yang buruk di antara mereka yang mengalami gejala dismorfia otot sangat memprihatinkan karena dapat memperburuk gangguan fungsional dan sosial yang sering dilaporkan orang-orang ini, serta meningkatkan pemikiran dan perilaku untuk bunuh diri,” ujar Kyle T Ganson.
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang mengemukakan bahwa kurang tidur merupakan penanda diagnosis kesehatan mental dan dikaitkan dengan gejala kecemasan, depresi, dan psikosis.
Kyle T Ganson menjelaskan mekanisme yang menghubungkan gejala dismorfia otot yang lebih besar dan kualitas tidur yang buruk memiliki banyak aspek. Salah satunya yaitu mereka yang memiliki intoleransi lebih besar terhadap penampilan mereka, memiliki pemikiran obsesif, dan yang mengalami kecemasan terkait tubuh dan otot mungkin mengalami gangguan tidur.