5 Tradisi Unik Peringatan Isra Miraj di Indonesia, Sakral dan Sarat Kearifan Lokal

Narissa Nurulita Pamuji, Jurnalis
Senin 05 Februari 2024 13:05 WIB
Ilustrasi (Foto: Freepik)
Share :

ISRA Miraj dalam agama Islam dikenal sebagai peristiwa besar yang merupakan cikal bakal perintah salat lima waktu yang menjadi kewajiban umat muslim.

Saat itu, 14 abad silam, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam melakukan perjalanan spiritual yang luar biasa dari Masjidil Haram, Makkah ke Masjidil Aqsa, Palestina.

Dari sana beliau kemudian naik ke Sidratulmuntaha di langit ketujuh, menghadap Allah subhanahu wa Ta'ala untuk menerima perintah salat lima waktu (maktubah).

Isra Miraj terjadi pada malam 27 Rajab menurut kalender Hijriah. Di Indonesia, tanggal ini jadi hari libur nasional, untuk memperingati peristiwa tersebut.

Umat muslim di Tanah Air memperingati Isra Miraj dengan berbagai macam tradisi unik, yang masih melekat dengan budaya kearifan lokal.

Nah, berikut Okezone rangkumkan lima tradisi unik peringatan Isra Miraj di Indonesia yang masih lestari hingga kini.

1. Rajaban, Cirebon

Masyarakat daerah Cirebon, Jawa Barat memiliki tradisi untuk berziarah ke Plangon pada saat Isra Miraj. Di tempat tersebut, anda akan menemukan makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan yang merupakan tokoh penyebaran agama Islam di masa lampau.

(Foto: Instagram/@adeirfan_adipatiwentar)

Selain ziarah, Keraton Kasepuhan Cirebon juga mengadakan acara pengajian yang dapat dihadiri oleh siapapun.

Setelah acara pengajian berakhir, mereka akan membagikan makanan berupa nasi bogana yang terdiri dari kentang, telur, ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning. Makanan tersebut juga akan dibagikan kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem, dan masyarakat sekitar.

2. Yasa Peksi Buraq, Yogyakarta

Perayaan Isra Miraj ini adalah tradisi yang sudah berlangsung selama puluhan tahun di kota Yogyakarta. Nama perayaan terinspirasi dari Buraq, nama burung yang dikendarai oleh Nabi Muhammad saat melakukan perjalanan.

Dikutip dari Kraton Jogja, Peksi Burak dilaksanakan sejak pagi hari dan dilaksanakan oleh para kerabat dan Abdi Dalem puteri. Permaisuri ataupun putri sulung sultan akan memimpin jalannya Yasa Peksi Burak.

(Foto: Instagram/@kratonjogja)

Pekerjaan membuat Peksi Burak, miniatur pohon buah-buahan, merangkai bunga melati, dan kantil hanya boleh dilakukan oleh para kerabat dekat sultan (isteri pangeran, Wayah Dalem/cucu, dan Sentana Dalem/kerabat).

Sedangkan pembuatan pohon bunga atau taman bunga dilakukan oleh para Abdi Dalem Keparak (Abdi Dalem wanita).

Proses ini diselenggarakan hingga menjelang waktu Salat Zhuhur di Bangsal Sekar Kedhaton, yang berada di wilayah keputren.

Selepas shalat Asar, Peksi Burak yang telah selesai dirangkai akan diarak menuju Masjid Gedhe. Masjid Gede Kauman. Setelah itu gunungan tersebut akan dibagikan kepada jemaah masjid setelah pengajian.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya