DOKTER Spesialis Gizi Klinik Konsultan RSCM Wina Sinaga mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai perubahan berat badan secara drastis tanpa direncanakan. Sebab perubahan drastis berat badan jadi penanda gangguan kesehatan.
"Untuk perubahan berat badan secara drastis merupakan tanda bahaya dan perlu dicari tahu apa penyakitnya," kata dr Wina.
Dia mencontohkan pada orang-orang dengan status metabolisme sangat tinggi yang terkena penyakit bisa terjadi penurunan 5-10 persen dari berat badan awal.
Misalnya seseorang dengan berat badan awal 80 kilogram dan dalam tiga bulan terakhir atau tiba-tiba turun delapan kilogram itu perlu diwaspadai apakah terdapat penyakit penyerta.
"Misalnya ada infeksi, kanker, atau penyakit autoimun. Ini bisa saja jadi penurunan berat badan drastis yang tidak direncanakan," katanya.
BACA JUGA:
Dikutip dari Antara, hal yang sama juga berlaku pada orang-orang yang mengalami pertambahan berat badan secara drastis tanpa direncanakan, antara lain akibat dari gaya hidup.
dr Wina menuturkan, gaya hidup yang dimaksud adalah jarang berolahraga, menjalani posisi-posisi statis seperti duduk di depan komputer atau menonton televisi sembari mengkonsumsi camilan, makanan tinggi kalori, tinggi gula, dan terjadi peningkatan berat badan secara drastis dapat menimbulkan risiko jangka panjang.
"Bisa menimbulkan obesitas, kemudian bisa menimbulkan penyakit diabetes, dan juga hipertensi," ujarnya.
BACA JUGA:
dr Wina menyebut, peningkatan secara drastis harus diwaspadai meskipun belum ada keluhan, belum ada gejala. Untuk itu, dia menyarankan masyarakat selalu menimbang berat badan dan cek gizi untuk menghindari risiko-risiko tersebut minimal satu bulan sekali.