Mengandung Unsur Magis dan Simbolis, Begini Sejarah Pendirian Tugu Jogja

Yesica Kirana, Jurnalis
Rabu 15 November 2023 06:01 WIB
Tugu Jogja, salah satu ikon Kota Yogyakarta yang mengandung unsur magis (Foto: Instagram/@fendy_chandra)
Share :

YOGYAKARTA merupakan kota yang masih mempertahankan kebudayaan Kesultanan Yogyakarta dan berperan penting dalam sejarah dan budaya Jawa. Daerah berjuluk Kota Pelajar ini ini juga dikenal sebagai pusat seni dan kebudayaan di Indonesia.

Misalnya Keraton Yogyakarta dan Tugu Jogja, yang merupakan salah satu pusat budaya yang penting.

Di sini, pengunjung dapat menemukan kerajinan tradisional, pertunjukan wayang kulit, tarian, dan seni lainnya.

Selain itu Jogja merupakan destinasi pariwisata dan kuliner yang populer di Indonesia, termasuk Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang masuk situs warisan dunia UNESCO, dan sebagainya.

Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Tugu Jogja, yang menjadi salah satu ikon kota bersejarah ini?

Tugu Yogyakarta atau Tugu Jogja, juga dikenal sebagai Tugu Pal Putih atau Tugu Golong Gilig, merupakan monumen bersejarah dan merupakan simbolik Kota Jogja.

Monumen ini telah berusia 3 abad, yang terletak persis di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji, dan Jalan Diponegoro.

(Foto: Instagram/@ieu_iyant)

Sri Sultan Hamengku Buwono I, adalah sosok yang mendirikan tugu ini pada tahun 1755, sekaligus tokoh yang mendirikan Keraton Yogyakarta.

Mengutip laman Jogja Aja, bangunan tersebut memiliki makna simbolis yang mengandung nilai semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajah, serta bersifat magis karena menghubungkan Laut Selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.

Tugu ini dijadikan sebagai batas utara Kota Jogja dan merupakan salah satu landmark yang menakjubkan, serta menjadi salah satu destinasi wisata populer di Yogyakarta.

Tugu ini memiliki bentuk gilig atau silinder dan pada bagian puncaknya berbentuk golong atau bulat, karena itulah disebut dengan istilah Tugu Golong-Gilig dan bermakna semangat persatuan.

Biasanya, tugu tersebut dijadikan sebagai gambaran arah, ketika Sri Sultan Hamengku Buwono I hendak melakukan meditasi yang menghadap puncak Gunung Merapi.

Dahulu, tinggi Tugu ini mencapai 25 meter. Namun, akibat gempa bumi dahsyat pada 10 Juni 1867, terjadilah perubahan yang signifikan, bahkan runtuh.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya